Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham produsen chip Taiwan TSMC merosot lebih dari 3% pada perdagangan Jumat (21/7) setelah produsen chip terbesar di dunia itu mengatakan bahwa penjualan akan turun 10% pada tahun 2023 dan mengatakan produksi di pabrik pertamanya di Arizona, yang akan dimulai tahun depan, akan ditunda.
Dikutip dari Reuters, pada awal perdagangan, saham TSMC berkinerja buruk dengan penurunan 1,65% pada indeks yang lebih luas.
Pada hari Kamis, TSMC melaporkan penurunan laba bersih kuartal kedua sebesar 23,3%, penurunan laba kuartalan pertama dalam setahun sejak kuartal kedua 2019, karena kesengsaraan ekonomi global memukul permintaan chip yang digunakan dalam segala hal mulai dari mobil hingga ponsel.
Baca Juga: Samsung Resmi Investasi Pabrik Chip di Jepang, Senilai US$ 222 Juta - US$ 230 Juta
"Penghasilan Q2 2023 TSMC mengirim sinyal beragam. Sementara pendapatan perusahaan dan penurunan laba mengecewakan, sementara prospek pertumbuhan jangka panjangnya tetap menggembirakan," kata Brady Wang, Associate Director di Counterpoint Research.
Menurutnya, terlepas dari hambatan ekonomi makro, prospek jangka panjang TSMC tetap kuat, didukung oleh megatren seperti 5G dan komputasi kinerja tinggi (HPC).
Saat TSMC mempercepat ekspansi globalnya, perusahaan mengatakan produksi di pabrik pertamanya di Arizona akan ditunda hingga 2025 karena kekurangan pekerja khusus.
Perusahaan mencatatkan laba sebesar NT$ 181,8 miliar atau sekitar US$ 5,85 miliar pada kuartal yang berakhir Juni masih melampaui estimasi, dan analis mengatakan revisi pendapatan setahun penuh juga diharapkan.
Baca Juga: Perusahaan Warren Buffet Pangkas Kepemilikan Saham di TSMC
"Kami percaya bahwa pemotongan pendapatan mungkin akan menjadi yang terakhir untuk TSMC, karena siklus penyesuaian inventaris kemungkinan akan berakhir pada kuartal keempat tahun 2023, dan kami percaya bahwa TSMC berada di posisi yang baik untuk prospek pertumbuhan yang kuat di tahun 2024," kata Goldman Sachs dalam sebuah catatan penelitian.
"Kami yakin penundaan ekspansi AS juga diharapkan dengan baik oleh investor," tambahnya.
Analis lain juga optimis tentang TSMC, sebagian karena permintaan yang kuat untuk kecerdasan buatan (AI), yang saat ini menyumbang sekitar 6% dari pendapatan.
"Kami memperkirakan prospek tahun 2024 akan solid karena posisinya yang terdepan dalam pembuatan chip kecerdasan buatan," kata analis Citi Research dalam sebuah catatan.