Sumber: Al Jazeera | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SOFIA. Satu negara lagi memutuskan untuk menangguhkan penggunaan vaksin Covid-19 dari AstraZeneca. Negara tersebut adalah Bulgaria.
Dengan demikian, Bulgaria telah bergabung dengan sejumlah kecil negara Eropa yang telah menghentikan penggunaan vaksin ini setelah ada laporan bahwa beberapa penerima mengalami pembekuan darah yang serius.
Melansir Aljazeera, kecemasan atas keamanan vaksin meningkat pada hari Minggu (7/3/2021) ketika Austria mengumumkan telah berhenti menggunakan serangkaian suntikan AstraZeneca saat menyelidiki kematian satu orang akibat gangguan koagulasi, dan penyakit lainnya akibat emboli paru.
Kekhawatiran semakin menjadi-jadi pada hari Kamis (11/3/2021), ketika Denmark, Norwegia dan Islandia mengatakan mereka juga menangguhkan penggunaan vaksin, yang diproduksi bersama dengan Universitas Oxford itu.
Baca Juga: WHO investigasi laporan vaksin AstraZeneca sebabkan pembekuan darah
Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borissov mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (12/3/2021) bahwa penggunaan vaksin akan dihentikan sampai semua keraguan dihilangkan dan selama para ahli memberikan jaminan bahwa itu tidak menimbulkan risiko bagi masyarakat.
Akan tetapi, Al Jazeera melaporkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan European Medicines Agency (EMA) telah menyatakan keyakinannya atas keamanan vaksin dan mendorong peluncurannya yang berkelanjutan.
"Ya, kami harus terus menggunakan vaksin AstraZeneca," kata juru bicara WHO Margaret Harris kepada wartawan, Jumat.
“Tidak ada indikasi untuk tidak menggunakannya,” tambahnya.
Baca Juga: Keterbatasan stok vaksin Covid-19 menjadi perhatian utama saat ini
Komentar Harris muncul setelah EMA - regulator obat Uni Eropa yang telah menyetujui penggunaan vaksin AstraZeneca di blok tersebut, pada hari Kamis dengan mengatakan manfaatnya melebihi risikonya dan dapat terus diberikan.
Senada dengan itu, Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn pada hari Jumat mengkritik penangguhan penggunaan dosis vaksin AstraZeneca di beberapa negara, dengan mengatakan bahwa manfaatnya jauh lebih besar daripada risikonya.
Spahn mengatakan dia telah berkonsultasi dengan ahli EMA dan dengan yakin dapat menyatakan bahwa tidak ada akumulasi kasus trombosis sehubungan dengan penggunaannya.
Kemungkinan efek samping yang serius
AstraZeneca, perusahaan multinasional Inggris-Swedia, mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka tidak menemukan bukti peningkatan risiko emboli paru atau trombosis vena dalam pada data keamanan lebih dari 10 juta catatan, bahkan ketika mempertimbangkan subkelompok berdasarkan usia, jenis kelamin, kelompok produksi atau negara penggunaan.
Tetapi otoritas kesehatan Denmark mengatakan mereka tidak akan menggunakan vaksin perusahaan selama dua minggu di tengah laporan kemungkinan efek samping yang serius, baik dari Denmark dan negara-negara Eropa lainnya.
Baca Juga: AstraZeneca pangkas target pasokan vaksin Covid-19 ke UE menjadi 30 juta dosis
Mereka tidak mengatakan berapa banyak kasus pembekuan darah yang dilaporkan di sana, tetapi dikonfirmasi seorang wanita berusia 60 tahun di Denmark, yang diberi suntikan AstraZeneca dari batch yang sama yang digunakan di Austria, mengalami gumpalan darah dan meninggal.
Menyusul langkah Denmark, Norwegia mengumumkan bahwa mereka juga menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca.
Sterghios Moschos, ahli biologi molekuler di Universitas Northumbria Inggris, mengatakan pemerintah melakukan hal yang benar untuk melakukan penangguhan penggunaan vaksin dan memastikan semuanya baik-baik saja sebelum melanjutkan penggunaan lebih lanjut.
“Ini adalah tanggapan yang tepat, ada kekhawatiran yang telah diajukan, dan itu perlu dilihat dengan hati-hati dan independen,” kata Moschos kepada Al Jazeera.