Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
RIYADH. Saudi Arabian Oil Co (Saudi Aramco) kini tengah menuntaskan proposal privatisasi. Perusahaan ini segera menyampaikannya kepada dewan tertinggi (supreme council) perusahaan minyak terbesar Arab Saudi itu.
Amin Nasser, Chief Executive Officer (CEO) Saudi Aramco menyatakan, setidaknya mereka akan melepas sekitar 5% saham perusahaan ke publik. Ini sebagai langkah reformasi Arab Saudi merombak pondasi ekonominya yang saat ini masih bergantung pada minyak.
Meski sebagian sahamnya dijual ke publik, kepemilikan Pemerintah Arab Saudi atas Saudi Aramco tetap yang terbesar alias mayoritas. Ke depan, pemerintah berkeinginan agar Saudi Aramco mengembangkan proyek-proyek besar di luar sektor minyak.
Dewan tertinggi Saudi Aramco kini dikomandoi Wakil Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman. Valuasi 100% saham Saudi Aramco ditargetkan mencapai US$ 2 triliun.
Mohammed menambahkan, valuasi perusahaan itu sangat mungkin lebih tinggi dari target jika menghitung prediksi tambahan total cadangan terbukti minyak milik Saudi Aramco, pemulihan harga minyak dan peningkatan permintaan global.
Saudi Aramco menyebutkan, saat ini memiliki cadangan minyak terbukti sebanyak 403 miliar barel. Dan sampai akhir 2025 mendatang, perusahaan ini membidik tambahan cadangan sebanyak 100 miliar barel.
"Kami mengamati pasar. Meski menantang, ini merupakan waktu yang tepat untuk berkembang," terang Nasser seperti dikutip Reuters, Rabu (11/5).
Nasser menyatakan, pihaknya tertarik melancarkan ekspansi ke wilayah Amerika Serikat (AS), India, Indonesia, Vietnam dan China. Saudi Aramco berharap, permintaan minyak mentah dunia tahun ini 1,2 juta barel. Salah satu pertumbuhan permintaan datang dari Amerika Serikat (AS).
Saudi Aramco siap menambah kapasitas produksi jika diperlukan. Tahun lalu, rata-rata produksi Saudi Aramco mencapai 10,2 juta barel per hari. Sementara kapasitas produksi perusahaan berada di kisaran 12,5 juta barel per hari.
Ekspansi strategis Saudi Aramco juga ditebar pada industri hilir. Perusahaan ini dalam waktu dekat akan menandatangani kerjasama dengan Saudi Basic Industries Corp. untuk memproduksi bahan-bahan kimia.