kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.953.000   -3.000   -0,15%
  • USD/IDR 16.555   0,00   0,00%
  • IDX 6.861   -65,45   -0,95%
  • KOMPAS100 994   -10,85   -1,08%
  • LQ45 769   -8,52   -1,10%
  • ISSI 219   -1,84   -0,83%
  • IDX30 398   -4,36   -1,08%
  • IDXHIDIV20 469   -6,31   -1,33%
  • IDX80 112   -1,17   -1,04%
  • IDXV30 115   -0,88   -0,76%
  • IDXQ30 129   -1,65   -1,26%

Scott Farquhar: Berbisnis bersama sahabat (3)


Kamis, 20 Agustus 2015 / 12:35 WIB
Scott Farquhar: Berbisnis bersama sahabat (3)


Reporter: Mona Tobing | Editor: Tri Adi

Matahari kembar, itulah sebutan bagi Scoot Farquhar dan Mike Cannon Brookes. Dalam menjalankan bisnis, mereka menjalankan prinsip berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing. Farquhar lebih banyak berjibaku dengan pembuatan produk. Sementara, Brookes lebih unggul melihat peluang pasar. Di awal tahun berdiri, Atlassian hanya mengantongi pendapatan sekitar A$ 1 juta. Sembilan tahun kemudian pendapatan Atlassian terbang menjadi A$ 59 juta.

Tak jarang pengusaha yang pecah kongsi di tengah jalan ketika membangun bisnis. Namun, Scott Farquhar dan Mike Cannon Brookes bukan salah satunya. Keduanya bertemu di usia 18 tahun. Kemudian, bersama-sama mereka membangun Atlassian selama lebih dari satu dekade.  

Memulai dari nol, Farquhar dan Brookes membagi kesenangan dan kesulitan secara bersama-sama. Walaupun Atlassian sudah beredar di banyak negara, mereka berdua tetap kompak menjalankan bisnis dari Australia.

Sebagai teman satu angkatan di University of New South Wales, Farquhar mengakui bahwa nafas bisnis Atlassian banyak berasal dari Brookes. Kelebihannya mencium pangsa pasar mampu menyulap Atlasian bertransformasi menjadi perusahaan skala internasional dan mejeng di lantai bursa Amerika Serikat (AS).

Tadinya, harga perangkat lunak dianggap sebagai produk mahal oleh perusahaan. Makanya, sebagian perusahaan enggan membelinya. Tetapi, Brookes malah melihat sepinya penjualan sebagai peluang.

Brookes memiliki cara kreatif untuk menekan harga perangkat yakni dengan memotong jalur distribusi. Sehingga Atlassian langsung menjual produknya ke konsumen lewat penawaran online. Harapannya, dengan harga yang miring bisa memikat konsumen untuk membeli produk buatan mereka.

Di sisi lain, penjualan startup secara online belum booming di Australia. Jadi, masih banyak peluang pasar yang dimasuki oleh Atlassian. Selama pasar belum jenuh, masih ada peluang untuk menumpuk kekayaan.

Ketika Brookes sibuk membaca permintaan pasar, Farquhar berkontribusi dengan inovasi produk. Ia menciptakan produk pertama perangkat lunak yang diberi nama Jira.

Hasilnya, cara tersebut terbukti efektif dan membuat perusahaan menggunakan jasa Atlassians untuk sistem informasi teknologi (IT) mereka. Klien pertamanya datang dari Swedia.

Menariknya, Jira yang menjadi mesin uang Atlassian hanya diciptakan selama sepuluh menit. Ceritanya, sehari sebelum Jira terbentuk, mereka berdua bekerja keras menciptakan program sesuai dengan kebutuhan klien.

Karena kelelahan, Farquhar dan Brookes memutuskan bersantai meminum minuman beralkohol. Esok harinya, Keduanya begitu bersemangat memprogram Jira. Tak sampai 15 menit, Jira dibentuk dan siap dijual.

"Kami berhasil mendatangkan uang pertama kali sebesar A$ 2.000. Uang dalam jumlah besar saat itu dan membuat kami berbelanja kebutuhan teknis," kenang Farquhar.

Setelah berhasil menciptakan produk tersebut, Farquhar dan Brookes kian produktif. Mereka mengeluarkan produk lain yang mampu melakukan pelacakan perangkat lunak.

Di 2006 lalu, Atlassian memiliki 4.340 pelanggan dan 50 karyawan di Sydney serta San Fransisco. Pendapatan mereka saat itu tumbuh dari A$ 1 juta menjadi A$ 14,9 juta dalam waktu tiga tahun. Pada 2011, perusahaan ini menghasilkan pendapatan hingga A$ 59 juta.

Kini, Atlassians telah menjelma menjadi gadis cantik yang begitu banyak ingin dilamar oleh orang. Tercatat, ada 80 investor dikabarkan sempat menawar Atlassians untuk dibeli.

Duet Farquhar dan Brookes membuktikan bahwa keberhasilan perusahaan Australia tidak hanya berbisnis di sektor tambang dan manufaktur.

Bahkan Pemerintah Australia menyerukan kepada para pebisnis untuk mencontoh kerja keras Farquhar dan Brookes. Para pengusaha harus melihat sektor-sektor lain yang berpeluang mendatangkan uang.                  

(Bersambung)



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×