kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Scott Farquhar: Miliarder muda dari jagat TI (1)


Selasa, 18 Agustus 2015 / 13:42 WIB
Scott Farquhar: Miliarder muda dari jagat TI (1)


Reporter: Mona Tobing | Editor: Tri Adi

Muda, jenius, dan kaya raya adalah kesan yang melekat di Scott Farquhar. Pria berusia 35 tahun ini, didaulat oleh Forbes menjadi orang terkaya nomor 25 di Australia. Lewat bisnis software, Farquhar mengumpulkan kekayaan hingga US$ 1 miliar. Farquhar mengajak rekannya Mike Cannon Brookers mendirikan perusahaan startup bernama Atlassian. Kini, perusahaan tersebut tak hanya populer di Australia tetapi juga di seluruh dunia.

sektor informasi teknologi (IT) menjadi ladang bisnis yang menjanjikan untuk mendulang pundi-pundi emas. Banyak miliarder baru lahir dari bisnis tersebut. Termasuk, Scott Farquhar. Pria berkebangsaan Australia ini menambah panjang daftar orang kaya muda dunia yang menekuni bisnis teknologi.

Majalah Forbes menobatkan Farquhar sebagai orang terkaya dunia urutan 1.638 pada tahun 2015. Di negara asalnya, Farquhar berada di peringkat ke-25 dari 50 jajaran orang kaya Australia.

Kisahnya hampir sama dengan Mark Zuckerberg, pendiri Facebook yang merintis bisnis semasa menjadi mahasiswa. Farquhar bersama dengan rekannya, Mike Cannon Brookers mendirikan perusahaan startup.

Lulus dari Universitas Of New South Wales, tujuan mereka mendirikan usaha sederhana saja. Bekerja di perusahaan dengan pendapatan sekitar US$ 48.000, penghasilan yang menurut Farquhar layak diterima oleh anak muda sepertinya. Tapi Farquhar sadar, tidak banyak perusahaan teknologi yang mampu mempekerjakan anak muda dengan penghasilan sebesar itu.

Di era tahun 2000-an, perkembangan internet di Australia terbilang tertinggal dibandingkan Amerika dan Eropa. Perusahaan startup di kedua benua tersebut menjamur. Namun, bisnis internet mulai naik daun ketika bisnis usaha kecil dengan modal minim meroket.

Farquhar mencium peluang ini. Pada tahun 2002, berkongsi dengan Brookers, ia memulai bisnisnya di bawah bendera Atlassian. Duet Farquhar dan Brookers ini memulai bisnis dengan modal pas-pasan yakni US$ 10.000.

Mesin uang pertama Atlassians adalah Jira yakni aplikasi layanan jasa IT kepada siapa saja yang mempromosikan produk yang dijual melalui internet. Tak sekadar memperluas jaringan pemasaran, Jira juga memungkinkan pebisnis mengetahui apa yang sedang menjadi tren di belahan dunia lain.

Jira mempertemukan antara pembeli dari belahan dunia manapun dengan pemiliknya langsung. Makanya, pengusaha memilih menjajakan produknya lewat online karena menguntungkan dan jangkauan pelanggannya hingga luar negeri.

Dalam mengembangkan aplikasi, Farquhar dan Brookers melihat bisnis sebagai sesuatu yang sederhana. Mulai dari test pasar, promosi, kepastian legalitas bisnis, peraturan pemerintah hingga asuransi.

Makanya, untuk memenangkan hati pelanggannya, kedua partner ini menawarkan bisnis yang bisa dipahami dan profesional. Atlassian mengenalkan jika bisnis startup tidak membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar.

Selain Jira, Atlassian memiliki setidaknya lima produk andalan lainnya seperti Jira Service Desk, Confluence, Hipchat, Bitbucket dan Stash. Produk-produk ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan bisnis startup.

Aplikasi yang dikembangkan oleh Atlassians tak hanya beken di Australia tapi juga di seluruh dunia. Perusahaan yang diciptakan oleh Farquhar dan Brookers telah memiliki 35.000 pelanggan yang berasal dari berbagai negara. Tak heran, Farquhar menjadi miliarder di usianya yang sangat muda yakni 35 tahun.

Klien Atlassian tidak lagi sekelas usaha menengah tapi mulai merambah ke korporasi kelas atas. Tercatat perusahan yang menggunakan jasa Atlassians adalah American Airlines , Cisco , Facebook dan Citigroup.

Bahkan, Atlassian menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya diperdagangkan di bursa Amerika Serikat (AS) supaya naik kelas menjadi perusahaan skala internasional seperti Google.    

(Bersambung)



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×