kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sebanyak 1.500 bisnis di seluruh dunia terdampak serangan ransomware


Selasa, 06 Juli 2021 / 14:55 WIB
Sebanyak 1.500 bisnis di seluruh dunia terdampak serangan ransomware
ILUSTRASI. Ilustrasi hacker atau kejahatan internet; cybercrime cyber crime ransomware malware. Foto KONTAN/Muradi


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Serangan ransomware terhadap perusahaan teknologi informasi, Kaseya, yang terjadi akhir pekan lalu tampaknya berpengaruh terhadap sekitar 800 - 1.500 bisnis yang tersebar di seluruh dunia.

Asal tahu saja, Kaseya adalah perusahaan yang menyediakan perangkat lunak untuk toko outsourcing TI. Perusahaan biasanya menangani pekerjaan back-office untuk perusahaan yang terlalu kecil atau sumber dayanya sederhana untuk memiliki departemen teknologi sendiri.

Serangan ransomware tersebut memungkinkan para peretas melumpuhkan ratusan bisnis di lima benua. Meskipun sebagian besar dari mereka yang terkena dampak adalah masalah kecil seperti kantor dokter gigi atau akuntan, gangguan lebih terasa di Swedia, di mana ratusan supermarket harus tutup karena mesin kasir mereka tidak beroperasi.

Peretas yang mengaku bertanggungjawab atas pelanggaran tersebut telah menuntut US$ 70 juta untuk memulihkan semua data bisnis yang terpengaruh. 

Meskipun demikian,  mereka telah menunjukkan kesediaan untuk meredam tuntutan mereka dalam percakapan pribadi dengan pakar keamanan siber.

Baca Juga: Serangan Ransomware Terjadi Lagi, Kini Serang Peritel Swedia

"Kami selalu siap untuk bernegosiasi," kata seorang perwakilan peretas dikutip dari Reuters, Selasa (6/7).

Salah satu perusahaan yang terdampak dari serangan tersebut ialah, Perusahaan perbelanjaan asal Swedia, Coop. Akibat dari serangan tersebut, Coop harus rela menutup 800 toko kelontonganya akibat serangan tersebut.

"Kami telah menghentikan serangan dan kami sekarang memulai kembali sistem kami. Kami sedang memulihkan sistem dan sekarang memiliki teknisi yang mengunjungi semua toko yang terkena dampak untuk memulihkan sistem data," ujar juru bicara Coop.

Sementara banyak toko Coop tetap tutup pada hari Senin, beberapa toko telah membuka pintu mereka dan mengizinkan pelanggan membayar dengan menggunakan aplikasi yang disebut "Pindai dan Bayar." 

Untuk memperbaiki masalah ini, penyedia pembayaran Coop juga perlu secara fisik pergi ke semua toko dan memulihkan mesin pembayaran secara manual dari cadangan.

Serangan ransomware sejatinya bukan pertama kali di tahun ini. Colonial Pipeline juga menghadapi serangan pemerasan awal tahun ini dan perusahaan membayar peretas hampir US$ 5 juta untuk mendapatkan kembali akses.

"Membayar uang tebusan hanya memadamkan api, tetapi itu tidak akan membuat lingkungan Anda lebih aman. Perusahaan seharusnya tidak membayar uang tebusan, karena kami tidak ingin mendorong penjahat cyber untuk mendapatkan sesuatu yang lebih menguntungkan," kata David Jacoby, wakil direktur di Kaspersky.

Selanjutnya: Badan Intelijen AS Menyelidiki Serangan Ransomware, Kecurigaan Mengarah Pada Rusia




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×