Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, dia tertarik untuk membuat kesepakatan dengan ExxonMobil atau perusahaan energi lain untuk menyedot cadangan minyak di Suriah.
"Apa yang ingin saya lakukan, mungkin, adalah membuat kesepakatan dengan ExxonMobil atau salah satu perusahaan besar kami untuk masuk ke sana (Suriah) dan melakukannya dengan benar dan menyebarkan kekayaan," katanya, Minggu (28/10), seperti dikutip CNBC.
Presiden Trump telah mengidentifikasi minyak Suriah sebagai prioritas keamanan nasional AS, dan berkomitmen untuk mengerahkan pasukan guna melindungi cadangan emas hitam tersebut bahkan saat ia menarik pasukan dari daerah utara negara itu.
Baca Juga: Pertimbangkan tempatkan pasukan bersama Kurdi, AS tak benar-benar pergi dari Suriah
Menteri Pertahanan AS Mark Esper menyatakan, AS akan mengirimkan pasukan untuk melindungi ladang minyak Suriah dari militan negara Islam.
Trump telah menghadapi kritik keras dari Partai Republik dan Demokrat, yang menuduhnya meninggalkan Kurdi, sekutu Amerika, dengan menarik pasukan dari wilayah perbatasan Suriah-Turki. Penarikan tersebut membersihkan jalan untuk operasi militer Turki melawan Kurdi, sekutu AS dalam memerangi ISIS.
"Minyak sangat berharga, karena berbagai alasan," ujar Trump. "Ini bahan bakar ISIS, nomor satu. Nomor dua, itu membantu Kurdi, karena pada dasarnya telah diambil dari Kurdi. Dan, nomor tiga, bisa membantu kita, karena kita harus bisa mengambil beberapa juga".
Trump membuat pernyataan tersebut saat mengumumkan kematian pemimpin ISIS Abu Bakr Al-Baghdad setelah serangan militer AS di Suriah, dalam konferensi pers yang juga dihadiri Senator AS Lindsey Graham dari South Carolina.
Baca Juga: Trump: Pemimpin ISIS tewas meledakkan diri saat pasukan AS menyerang
Graham mendukup langkah Trump fokus pada minyak Suriah, saat seorang wartawan bertanya, apa "dasar dalam hukum internasional" bagi AS bisa mengambil minyak Suriah.
"Ini adalah sumber utama pendapatan untuk waktu yang lama bagi ISIS," kata Graham. "Sekarang di tangan Pasukan Demokratik Suriah (SDF), dengan kemitraan dengan Amerika Serikat. Jadi, ini tidak melanggar hukum. Dalam pandangan saya, apa yang dilakukannya (Trump) hanya baik, akal sehat kebijakan luar negeri," ujarnya.