Sumber: Al Jazeera | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TRIPOLI. Sekjen PBB, Antonio Gutteres memberikan peringatan tegas kepada para anggota dewan keamanan PBB terkait konflik berkepanjangan di Libya. Menurutnya, konflik di Libya telah memasuki fase baru dengan campur tangan pihak asing yang berlebihan dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Keadaan di Libya mulai memasuki kekacauan sejak pasukan pemberontak, yang didukung NATO, berusaha menggulingkan kekuasaan Muammar Gaddafi pada tahun 2011 silam.
Negara kaya minyak ini mulai terpecah belah sejak tahun 2014. Ada pemerintahan Tripoli dan wilayah barat laut yang diakui internasional, dan pasukan pemberontak di wilayah Benghazi yang dipimpin Khalifa Haftar.
Baca Juga: Erdogan intip peluang investasi di balik konflik bersenjata di Libya
Menariknya, pasukan Haftar mendapat dukungan dari Uni Emirat Arab, Mesir dan Rusia. Sementara pemerintah mendapat dukungan penuh dari Turki.
Banyaknya 'peserta' dalam konflik ini dianggap PBB sebagai sesuatu yang sudah melebihi batas. Setidaknya dalam sejarah konflik Libya yang pernah ada sebelumnya.
"Konflik ini memasuki babak baru dengan campur tangan asing mencapai tingkat yang belum pernah ada sebelumnya," ungkap Gutteres seperti dikutip dari Al Jazeera.
Termasuk, lanjutnya, adanya pengiriman sejumlah peralatan canggih dan jumlah tentara bayaran yang mulai terlibat dalam konflik.
Baca Juga: Menakar kekuatan angkatan laut China versus AS, siapa yang lebih unggul?