Sumber: Al Jazeera | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Menurut laporan komite sanksi UNSC Libya, kontraktor militer swasta Rusia, Wagner Group, tercatat telah menyediakan 1.200 orang untuk bertugas membantu pasukan Haftar.
Bukan hanya di Libya, Reuters melaporkan pasukan milik Wagner ini juga disebut bertugas di sejumlah wilayah konflik seperti Suriah dan Ukraina.
Di sisi lain, pemerintah Rusia di Kremlin menyangkal segala tuduhan adanya tentara bayaran mereka yang bekerja di luar negeri saat ini.
Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab, Anwar Gargash, mengatakan kepada dewan bahwa ada sektar 10.000 tentara bayaran Suriah yang beroperasi di Libya. Dua kali lipat lebih banyak dari enam bulan lalu.
Baca Juga: Turki tuntut permintaan maaf Prancis atas insiden kapal di Laut Mediterania
"Kami sangat prihatin dengan peningkatan jumlah militer yang semakin mengkhawatirkan di Libya saat ini dan tingginya campur tangan asing dalam konflik yang juga melanggar embargo senjata PBB, resolusi DK PBB, danĀ komitmen yang dibuat oleh Negara Anggota di Berlin," ungkap Gutteres.
Gutteres juga menginformasikan antara April dan Juni tahun ini PBB sudah mencatat adanya 102 kematian warga sipil dan 254 warga sipil yang mengalami cedera dalam konflik. Angka ini meningkat hingga 127% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2020.
Ada juga setidaknya 21 serangan terhadap fasilitas medis, ambulans, dan tenaga medis yang terjadi.
Baca Juga: PBB sebut ada kejahatan perang dan kemanusiaan di Suriah