Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
"Rute alternatif melibatkan pelayaran mengelilingi kepulauan Filipina dan Indonesia atau memotong langsung Selat Taiwan," katanya.
Namun, pengamat Laut China Selatan lainnya mengatakan kehadiran kapal di perairan itu bisa jadi merupakan sebuah pesan.
Eduardo Araral, profesor madya di Universitas Nasional Singapura, mengatakan kepada The Strait Times bahwa kehadiran kapal selam Rusia di wilayah tersebut bisa jadi dimaksudkan sebagai sinyal bagi AS.
Araral mengatakan bahwa itu bisa jadi Rusia yang memberi tahu Amerika: "Jika Anda mengancam kami, kami bisa mengancam Anda kembali."
Ia menambahkan bahwa berita tentang kapal selam Rusia yang beroperasi di Laut China Selatan tidaklah mengejutkan, mengingat Rusia telah meningkatkan partisipasinya dalam latihan perang dengan sekutu-sekutunya di Pasifik.
Sari Arho Havrén, seorang rekan peneliti di Royal United Services Institute yang mengkhususkan diri dalam hubungan luar negeri Cina, berpendapat lain.
Tonton: China Kecam AS Terkait 2 Alasan Ini, Bersumpah Bakal Membalas
Ia mengatakan bahwa peningkatan kerja sama China-Rusia dimaksudkan untuk membuat sekutu dan mitra regional AS "semakin cemas."
"Tindakan-tindakan ini juga menunjukkan bagaimana China tidak akan sendirian jika terjadi krisis," tambahnya.
Rusia melakukan latihan militer gabungan dengan China di Laut China Selatan pada bulan Juli dan September.
Angkatan Bersenjata Filipina dan Angkatan Laut Filipina tidak menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan Business Insider.