kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Selain China, Lonjakan Pneumonia Anak Juga Terjadi di Belanda


Rabu, 29 November 2023 / 07:09 WIB
Selain China, Lonjakan Pneumonia Anak Juga Terjadi di Belanda
ILUSTRASI. Kasus pneumonia misterius merebak di China. Pasien anak bersama orang tuanya sedang antre di salah satu fasilitas kesehatan di kota Beijing China, (27/11/2023).


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - AMSTERDAM. Menurut laporan badan kesehatan Belanda, kasus pneumonia pada anak-anak mengalami peningkatan signifikan.

Mengutip Fox News, selama periode 13-19 November 2023, terdapat 103 kasus pneumonia di Belanda dari setiap 100.000 anak berusia antara 5 dan 14 tahun.

Berdasarkan data Institut Penelitian Layanan Kesehatan Belanda (NIVEL), jumlah tersebut meningkat dari posisi 83 kasus pada minggu sebelumnya.

Angka ini merupakan peningkatan yang signifikan dibandingkan puncak musim flu pada tahun 2022, ketika negara tersebut mencatat 58 kasus pneumonia per 100.000 anak.

Kasus juga meningkat di kalangan anak-anak berusia 4 tahun ke bawah di Belanda, meningkat dari 124 menjadi 145 per 100.000 dalam jangka waktu yang sama.

Sebelumnya diberitakan, China juga mengalami peningkatan kasus pneumonia pada anak-anak dan penyakit pernapasan lainnya yang tidak dapat dijelaskan.

ProMED, sistem pengawasan penyakit digital global, melaporkan pada hari Senin bahwa rumah sakit China – terutama di Beijing – telah “kebanjiran anak-anak yang sakit” sebagai akibat dari wabah pneumonia.

Baca Juga: WHO: Lonjakan Penyakit Pneumonia Misterius di China Belum Sebesar Era Pra-pandemi

Pada konferensi pers pada 13 November, para pejabat Komisi Kesehatan Nasional China menyalahkan lonjakan tersebut sebagai akibat dari pencabutan pembatasan COVID-19, karena ini adalah musim flu pertama sejak negara tersebut melonggarkan kebijakan lockdown yang ketat.

Menurut pernyataan di situs web Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pejabat China juga mengaitkan peningkatan ini dengan penyebaran penyakit menular lainnya, termasuk flu, RSV, SARS-COV-2, dan infeksi bakteri yang disebut mycoplasma pneumoniae.

Pada tanggal 22 November, WHO mengatakan pihaknya telah meminta informasi epidemiologi dan klinis tambahan dari China serta hasil laboratorium dari anak-anak yang terkena dampak.

“Kami juga telah meminta informasi lebih lanjut mengenai tren terkini dalam sirkulasi patogen yang diketahui, termasuk influenza, SARS-CoV-2, RSV, dan mycoplasma pneumoniae, serta beban yang ada pada sistem layanan kesehatan saat ini,” kata badan internasional tersebut dalam pernyataannya.

“WHO juga menjalin kontak dengan para dokter dan ilmuwan melalui kemitraan teknis dan jaringan kami yang ada di China,” jelas WHO.

Baca Juga: Kasus Pneumonia Misterius di China Naik, Kemkes Imbau Masyarakat Waspada

Untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit pernapasan, WHO merekomendasikan agar masyarakat di daerah yang terkena dampak selalu mendapatkan vaksinasi terbaru, menjaga jarak dari orang yang sakit, tinggal di rumah saat sakit, mencari perawatan medis jika diperlukan, memakai masker seperlunya dan mencuci tangan secara teratur. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×