Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vietnam dan Amerika Serikat (AS) mempunyai sejarah panjang. Yang paling terang adalah Perang Vietnam pada tahun 1955-1975.
Waktu terus bergulir, kini giliran Vietnam berancang-ancang ekspansi ke AS. Vietjet berencana menuju AS dengan membuka rute penerbangan. Tak cuma itu, maskapai asal Vietnam itu menjajaki potensi pencatatan saham di Wall Street.
Ambisi Vietjet ini disampaikan secara langsung oleh CEO Vietjet, Nguyen Thi Phuong Thao menyampaikan rencana itu hadapan Presiden New York Stock Exchange, Lynn Martin di New York Stock Exchange (NYSE).
Thao meresmikan Boeing 737-8 pertama milik Vietjet sebagai bagian dari kesepakatan pemesanan 200 unit pesawat senilai US$ 32 miliar. Ini menjadi kontrak penerbangan terbesar antara Vietnam dan AS.
Bertepatan dengan peringatan 30 tahun normalisasi hubungan Vietnam–AS, langkah tersebut wujud kemitraan yang semakin erat antara Vietjet dan Boeing.
Baca Juga: VietJet Akan Terima Pesawat Boeing 737 MAX Pertama Setelah 9 Tahun Pemesanan
Thao menekankan strategi ganda Vietjet yang menggabungkan ekspansi penerbangan internasional dengan akses ke pasar modal global.
"New York merupakan bursa saham terbesar di dunia. Aspirasi ini bukan hanya cita-cita Vietjet dan HDBank, juga impian banyak perusahaan Vietnam yang menginginkan integrasi global," imbuh Thao, dalam rilis ke Kontan.co.id, Selasa (30/9).
NYSE saat ini menaungi sekitar 2.400 perusahaan terdaftar dengan kapitalisasi pasar gabungan mendekati US$ 29 triliun. Sementara Vietjet maupun HDBank merupakan konstituen utama dari Indeks VN30 Vietnam, yang mewakili perusahaan-perusahaan terkemuka yang terdaftar di bursa saham Vietnam dengan imbal hasil yang kuat bagi investor domestik maupun internasional.
Saat ini, Vietjet mengoperasikan lebih dari 145 rute domestik dan internasional di kawasan Asia-Pasifik. Termasuk empat penerbangan langsung dari Indonesia ke Vietnam.