Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maskapai berbiaya rendah asal Vietnam, VietJet (VJC.HM), dijadwalkan menerima Boeing 737 MAX pertama pada Minggu mendatang, lebih dari sembilan tahun sejak pesanan awal dibuat pada 2016.
Informasi ini terungkap dari dokumen perusahaan dan pemerintah, di tengah upaya Hanoi melanjutkan negosiasi tarif dengan Amerika Serikat.
Langkah ini dianggap bagian dari strategi Vietnam untuk mengurangi surplus perdagangan dengan Washington dan meredam tekanan tarif impor dari AS.
Seremoni Penyerahan di Seattle
Upacara penyerahan akan berlangsung di pabrik Boeing di Seattle, Amerika Serikat. Acara ini dijadwalkan dihadiri langsung oleh Presiden Vietnam Luong Cuong, yang dua hari kemudian juga akan berpidato di Majelis Umum PBB di New York.
Baca Juga: Vietjet Tawarkan Diskon Tiket Pesawat Hingga 99%
Kementerian Luar Negeri Vietnam mengonfirmasi kunjungan Presiden Cuong ke AS untuk menghadiri sidang PBB serta mengadakan sejumlah pertemuan bilateral, meski tidak merinci lebih jauh agenda pertemuannya.
Sejarah Pemesanan Boeing oleh VietJet
-
Mei 2016: VietJet menandatangani perjanjian awal untuk membeli 100 unit Boeing 737 MAX dengan jadwal pengiriman 2019–2023.
-
Juli 2018: Pesanan digandakan menjadi 200 unit, hanya beberapa bulan sebelum terjadi dua kecelakaan fatal 737 MAX serta pandemi yang membuat banyak maskapai menunda penerimaan pesawat.
-
September 2023: VietJet mengumumkan anak usaha di Thailand akan menerima 12 unit pertama, namun hingga kini belum ada pengiriman yang terealisasi.
Jika jadwal terbaru ini berjalan sesuai rencana, maka pesawat yang diserahkan Minggu ini akan menjadi Boeing pertama dalam armada VietJet, yang saat ini seluruhnya didominasi Airbus, kecuali dua unit jet regional buatan COMAC Tiongkok yang disewa jangka pendek.
Seorang sumber yang mengetahui langsung rencana tersebut menyebut, unit kedua Boeing 737 MAX berpotensi diserahkan pada Oktober mendatang.
Hubungan Dagang Vietnam–AS dan Tekanan Tarif
VietJet sebelumnya pada Januari 2025 mengumumkan kesepakatan hampir US$50 miliar dengan sejumlah korporasi besar AS, termasuk Boeing, meski detailnya tidak dipublikasikan.
Baca Juga: Vietjet Bukukan Kinerja Positif Semester I-2025, Buka Rute Baru Ho Chi Minh–Manila
Sementara itu, pada Agustus 2025, pemerintahan Trump memberlakukan tarif 20% terhadap produk Vietnam. Meski angka ini lebih rendah dibanding ancaman tarif 46% pada April lalu, pejabat Hanoi menyatakan kekecewaan karena beban tarif tetap dianggap merugikan.
Maskapai nasional Vietnam Airlines (HVN.HM) juga menunjukkan minat untuk menambah armada Boeing, meski saat ini 86% pesawat yang beroperasi di Vietnam masih dipasok oleh Airbus.
Agenda Presiden Vietnam di AS
Selain menghadiri Majelis Umum PBB, Presiden Cuong juga dijadwalkan ikut dalam resepsi yang digelar Presiden AS Donald Trump di New York pada 23 September.
Agenda presiden mencakup sejumlah pertemuan bilateral dengan berbagai pemimpin dunia, namun tidak mencantumkan pertemuan langsung dengan Trump.