kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Pesawat Boeing yang Dipesan Maskapai China Harus Kembali ke AS Efek Tarif Tinggi


Minggu, 20 April 2025 / 14:31 WIB
Pesawat Boeing yang Dipesan Maskapai China Harus Kembali ke AS Efek Tarif Tinggi
ILUSTRASI. A Cathay Pacific aircraft takes off at Hong Kong International Airport on the day of the official launch of its third runway, in Hong Kong, China November 28, 2024. REUTERS/Tyrone Siu


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - SEATTLE. Sebuah pesawat Boeing 737 MAX yang seharusnya dikirimkan kepada maskapai China, Xiamen Airlines, terpaksa kembali ke markas produksi Boeing di Seattle, Amerika Serikat, pada Minggu (20/4). Keputusan ini akibat dampak dari perang tarif dagang antara AS dan China yang semakin memanas.

Pesawat tersebut mendarat di Boeing Field, Seattle, pukul 18.11 waktu setempat (Senin, 01.11 GMT), menurut saksi Reuters. Pesawat itu telah dicat dengan livery Xiamen Airlines dan sebelumnya berada di pusat penyelesaian akhir Boeing di Zhoushan, China, untuk persiapan pengiriman akhir.

Dalam perjalanannya kembali ke AS sejauh 8.000 kilometer, pesawat ini sempat singgah untuk pengisian bahan bakar di Guam dan Hawaii.

Baca Juga: Boeing Siap Libatkan Industri Lokal Jika Indonesia Pilih F-15EX

Langkah ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif dasar atas impor dari China menjadi 145% bulan ini. Sebagai respons, China memberlakukan tarif balasan sebesar 125% terhadap barang-barang asal AS. 

Dalam konteks ini, pengiriman pesawat buatan AS ke maskapai China menjadi tidak masuk akal secara finansial. Sebuah 737 MAX baru memiliki nilai pasar sekitar $55 juta, menurut konsultan penerbangan IBA.

Belum jelas siapa yang mengambil keputusan untuk memulangkan pesawat tersebut. Baik Boeing maupun Xiamen Airlines belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar.

Kembalinya pesawat ini menjadi sinyal terbaru terganggunya proses pengiriman pesawat baru akibat hancurnya status bebas bea yang selama puluhan tahun dinikmati industri dirgantara global.

Situasi ini memperumit pemulihan Boeing, yang sebelumnya telah menghadapi pembekuan impor 737 MAX selama hampir lima tahun, ditambah ketegangan dagang yang sudah berlangsung beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Boeing Catat kerugian US$ 11,8 Miliar, Terbesar Sejak 2020

Para analis memperingatkan ketidakpastian tarif yang terus berubah bisa menyebabkan banyak pengiriman pesawat tertunda atau dibatalkan. Beberapa CEO maskapai bahkan menyatakan lebih memilih menunda pengambilan pesawat baru daripada harus membayar bea masuk yang tinggi.

Selanjutnya: Rupiah Masih Tertekan, Sentimen Eksternal Jadi Penghalang Penguatan

Menarik Dibaca: Manfaat Konsumsi Kunyit untuk Mengobati Asam Lambung



TERBARU

[X]
×