kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Sempat melarang pasokan miras ke restoran dan bar, PM Jepang meminta maaf


Rabu, 14 Juli 2021 / 14:15 WIB
Sempat melarang pasokan miras ke restoran dan bar, PM Jepang meminta maaf
ILUSTRASI. Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga.


Sumber: Kyodo | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, meminta maaf atas keluarnya kebijakan pelarangan masuknya minuman keras ke restoran dan bar yang bertujuan membatasi penyebaran virus corona.

Pemerintahan Suga sebelumnya meminta agar pedagang grosir minuman berhenti memasok minuman keras ke restoran dan bar yang menentang larangan penjualan alkohol.

"Saya menawarkan permintaan maaf saya karena menyebabkan masalah bagi banyak orang," ungkap Suga pada hari Rabu (14/7), seperti dikutip Kyodo.

Permintaan maaf Suga ini keluar sehari setelah pemerintah mencabut larangan tersebut.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Indonesia melonjak, Jepang siapkan evakuasi warganya

Pencabutan aturan akhirnya dilakukan setelah anggota pemerintah dan Partai Demokrat Liberal yang berkuasa berjuang keras menghadapi kontroversi yang timbul di masyarakat.

Para pemegang kekuasaan merasa aturan tersebut tidaklah bijak dan bisa berpengaruh pada hasil pemilihan umum yang akan diadakan pada musim gugur ini.

Sejalan dengan sang perdana menteri, Yasutoshi Nishimura, menteri yang bertanggung jawab atas tanggapan virus corona dan menyarankan rencana tersebut, juga meminta maaf satu hari sebelumnya.

Nishimura menyadari bahwa aturan tersebut telah menyebabkan kebingungan dan kecemasan di masyarakat.

Baca Juga: Jepang peringatkan meningkatnya ketegangan militer di Taiwan bisa picu krisis

Oposisi utama Partai Demokrat Konstitusional Jepang (CDPJ) menyerukan agar Nishimura mundur dari jabatannya. Salah satu perwakilannya di Diet, Jun Azumi, bahkan menyebut Nishimura tidak layak menjadi komandan dalam melawan Covid-19.

"Jika dia tetap tinggal, Perdana Menteri Suga akan bertanggung jawab," kata Azumi.

Selain CDPJ, Partai Komunis Jepang dan Partai Demokrat untuk Rakyat juga sepakat untuk menyerukan pengunduran diri Nishimura.

Di bawah aturan pencegahan yang disetujui Nishimura, terutama di Tokyo dan Okinawa hingga 22 Agustus, restoran dan bar dilarang menyajikan alkohol dan harus tutup pada pukul 8 malam.

Beberapa tempat makan telah menentang pembatasan di tengah lambatnya pembayaran uang bantuan pemerintah untuk unit bisnis yang mau menuruti kebijakan pemerintah.

Banyak pelaku bisnis yang juga mulai menyerukan pengunduran diri Nishimura karena dianggap gagal mengatasi Covid-19 di Jepang.

Selanjutnya: Jepang akan kirim lagi vaksin Covid-19 ke Taiwan minggu ini



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×