Sumber: Washington Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Para pemimpin senat Amerika Serikat dan pemerintahan Donald Trump mencapai kesepakatan pada Rabu pagi waktu setempat tentang paket stimulus sebesar US$ 2 triliun untuk menyelamatkan ekonomi negara tersebut dari serangan virus corona.
Kesepakatan ini berpotensi mengatur tahapan untuk pengesahan cepat undang-undang besar melalui kedua kamar Kongres.
Baca Juga: AS minta tolong ke Korea Selatan, saham dua produsen test kit corona ini melejit
“Saudara-saudara, kita sudah selesai. Kami memiliki kesepakatan,” kata Direktur Urusan Legislatif Gedung Putih Eric Ueland seperti dilansir dari Washington Post.
Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell dan Pemimpin Minoritas Charles E. Schumer diharapkan untuk membahas terobosan di tingkat senat sesegera mungkin, setelah seharian berbicara dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, Ueland dan lainnya.
Perjanjian tersebut mengakhiri lima hari berturut-turut negosiasi intensif yang kadang-kadang berbuntut perselisihan partisan ketika ekonomi Amerika terhuyung-huyung akibat pandemi mematikan, dengan sekolah dan bisnis ditutup, PHK massal membanting tenaga kerja, dan puluhan ribu warga jatuh sakit.
Baca Juga: Picu tanda tanya, AS copot posisi ahli kesehatan di China sebelum corona merebak
Undang-undang, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam ukuran dan ruang lingkupnya ini bertujuan membanjiri perekonomian Amerika dengan mengirimkan cek sebesar US$ 1.200 ke banyak orang Amerika.
Juga menciptakan program pinjaman sebesar US$ 367 miliar untuk usaha kecil, dan menyiapkan dana US$ 500 miliar untuk industri, kota dan negara bagian.
Ketentuan lain adalah termasuk dorongan besar-besaran untuk asuransi pengangguran, US$ 150 miliar untuk dana stimulus negara dan lokal serta dana US$ 130 miliar untuk bantuan rumah sakit.
Baca Juga: Corona mewabah, Trump hanya punya sedikit kekuatan untuk mendongkrak ekonomi AS
Paket itu juga akan memberikan bantuan pembayar pajak luar biasa kepada jutaan orang Amerika dan perusahaan-perusahaan potensial yang telah dihantam krisis ekonomi.
RUU ini dilancarkan melalui Kongres tanpa dengar pendapat publik atau tinjauan formal, namun masih belum jelas seberapa efektif langkah-langkah itu dalam menahan kejatuhan ekonomi yang tiba-tiba.