Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
Bulan lalu, bagaimanapun, Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa dia tidak ingin melihat tingkat negatif bunga di Amerika Serikat.
Meskipun mungkin tepat dalam kondisi resesi ekonomi, namun kebijakan tingkat bunga nol atau negatif dalam ekonomi yang sedang tumbuh dengan tingkat pengangguran yang rendah pada akhirnya dapat menciptakan krisis keuangan berikutnya.
"Orang akan jadi mengambil risiko lebih daripada yang seharusnya karena uang bahkan lebih murah," kata Mark Luschini, Kepala Strategi investasi Janney Montgomery Scott di Philadelphia seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Survei AmCham: Tanpa ada kesepakatan AS-China, ekonomi AS 2020 akan lebih buruk
Bukan kali ini saja Trump menyentil The Fed dan Ketua The Fed Jerome Powell. Trump sudah berulang kali meminta Powell memangkas bunga lebih agresif.
Trump memilih Powell sebagai kepala bank sentral AS tetapi dengan cepat memburuk dengan pendekatannya dan desakannya mengganggu independensi The Fed.
Trump pada bulan lalu menyebutnya sebagai The Fed sebagai "musuh" yang setara dengan pemerintah Cina yang dipimpin komunis dan tetap mempertahankan garis serangan pribadinya pada Powell dan The Fed.
Pada Jumat pekan lalu, Powell mengatakan The Fed akan bertindak secara tepat untuk membantu mempertahankan ekspansi ekonomi AS dan bahwa faktor-faktor politik tidak berperan dalam proses pengambilan keputusan bank sentral.
Baca Juga: Enam dari 10 warga AS yakin resesi ekonomi akan terjadi tahun depan, Trump terpojok
Dia akan mengadakan konferensi pers pada Rabu pekan depan di akhir pertemuan penetapan kebijakan dua hari The Fed.
The Fed memotong suku bunga pada bulan Juli 2019 untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade. Pasar keuangan memperkirakan The Fed kembali menurunkan suku bunga acuan dari saat ini 2%-2,25%, pada pertemuan 17-18 September.