Sumber: The Guardian | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - KABUL. Ibu kota Afganistan kembali diguncang bom bunuh diri pada hari Selasa (11/2) pagi. Serangan di Kota Kabul tersebut menelan korban jiwa sedikitnya lima orang dan belasan orang lainnya terluka.
Serangan bom bunuh diri Ini merupakan serangan pertama di Kota Kabul dalam beberapa bulan terakhir kata pejabat Afganistan.
Baca Juga: China sebut latihan militer di Taiwan untuk mengasah kemampuan tempur
Mengutip TheGuardian, Selasa (11/2) tidak ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas serangan pada hari Selasa tersebut.
"Pagi ini sekitar pukul 07 pagi, seorang pembom bunuh diri meledakkan diri, menewaskan lima orang termasuk dua warga sipil dan tiga personil militer. Dua belas orang terluka, termasuk lima warga sipil," kata Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afganistan, Nasrat Rahimi.
Kementerian Pertahanan Afganistan membenarkan jumlah korban tewas tetapi memberikan angka yang lebih kecil untuk korban cedera. Kemenhan Afganistan menyebut ada sekitar enam orang yang terluka akibat serangan tersebut.
Baca Juga: Taiwan mendesak Filipina cabut larangan bepergian ke negaranya
Seorang saksi mata mengatakan, ledakan itu terjadi di dekat akademi militer Marshal Fahim.
“Itu adalah ledakan besar yang mengguncang rumah kami. Kami juga mendengar suara tembakan sesudahnya. Ambulans bergegas ke daerah itu dengan cepat,” kata penduduk Samiullah, kepada AFP.
Dalam beberapa minggu terakhir Taliban menahan diri menyerang pusat-pusat kota besar untuk menjaga pembicaraan dengan AS, meskipun kekerasan di provinsi-provinsi terus terjadi.
Serangan besar terakhir di Kabul terjadi pada November 2019, serangan itu menewaskan 12 orang setelah sebuah minivan yang penuh dengan bahan peledak menabrak kendaraan yang membawa orang asing pada jam sibuk pagi hari.
Baca Juga: Respons Menkes terkait tudingan peneliti Harvard soal virus corona di Indonesia
Empat warga negara asing termasuk di antara mereka yang terluka dalam serangan itu.
Akademi militer telah menjadi tempat sejumlah serangan di masa lalu, termasuk serangan yang diklaim Negara Islam pada bulan Mei lalu.