kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.175.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Serangan Drone Ukraina Picu Kelangkaan BBM, Rusia Larang Ekspor Hingga Akhir Tahun


Jumat, 26 September 2025 / 19:54 WIB
Serangan Drone Ukraina Picu Kelangkaan BBM, Rusia Larang Ekspor Hingga Akhir Tahun
ILUSTRASI. Asap mengepul di atas area tersebut menyusul apa yang disebut oleh otoritas setempat sebagai serangan pesawat nirawak terhadap unit militer di pemukiman Sredny, dalam konflik Rusia-Ukraina di distrik Usolsky di wilayah Irkutsk, Rusia, dalam gambar diam dari video yang dipublikasikan pada 1 Juni 2025. Pemerintah Rusia melarang ekspor bahan bakar minyak (BBM) hingga akhir 2025, akibat serangan drone Ukraina yang sasar kilang minyak Rusia.


Sumber: CNN | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pemerintah Rusia melarang ekspor bahan bakar minyak (BBM) hingga akhir 2025. Kebijakan ini diambil setelah pasokan dalam negeri terganggu akibat serangan drone Ukraina terhadap kilang dan infrastruktur energi Rusia.

Sejak musim panas, Ukraina meningkatkan serangan terhadap kilang, stasiun pompa, serta kereta pengangkut BBM Rusia untuk memutus rantai pasokan. 

Serangan terbaru menargetkan sejumlah fasilitas produksi bahan bakar, termasuk kilang besar milik Gazprom di Bashkortostan, Rusia selatan.

Awalnya, pejabat Rusia menyebut kelangkaan BBM disebabkan faktor logistik dan berjanji pasokan akan kembali normal. Namun, dalam beberapa pekan terakhir kondisi justru semakin memburuk.

Baca Juga: Serangan Drone Ukraina Picu Kebakaran di Depot Minyak Sochi, Rusia

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak pada Kamis (25/9) mengumumkan perpanjangan larangan ekspor hingga akhir tahun. 

Selain bensin, sebagian ekspor diesel juga dihentikan. Novak mengakui adanya “sedikit kekurangan produk minyak” meski mengklaim kebutuhan masih bisa dipenuhi dari cadangan yang ada.

Rusia merupakan salah satu produsen diesel terbesar di dunia, dengan ekspor yang menjadi sumber penting pendapatan negara. 

Namun, media pro-Kremlin Izvestia melaporkan sejumlah stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) di beberapa wilayah mulai melakukan pembatasan, hanya mengizinkan konsumen membeli dalam jumlah terbatas.

Kondisi terburuk terjadi di Krimea, wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia sejak 2014. 

Baca Juga: Serangan Drone Ukraina Picu Kebakaran dan Evakuasi di Rostov Rusia

Menurut laporan media bisnis Kommersant, sekitar separuh SPBU di Krimea tidak lagi beroperasi akibat kekurangan pasokan. Gubernur yang ditunjuk Rusia di wilayah itu bahkan mengakui masalah disebabkan turunnya produksi kilang minyak, meski tanpa menyebut faktor perang.

Di Sevastopol, kota terbesar di Krimea, bensin dilaporkan habis total pada Rabu (24/9). 

Kanal Telegram Crimean Wind menyebut antrean panjang langsung terbentuk ketika dua truk tangki tiba di salah satu SPBU. Namun, dalam hitungan jam, pasokan kembali habis. Harga bensin di wilayah tersebut naik sepertiga dibandingkan bulan lalu.

Selanjutnya: Armada Bantuan Gaza Tetap Ngotot Tembus Blokade Israel, Italia Desak Kompromi

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Karier dan Keuangan Terbaru Besok Sabtu, 27 September 2025




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×