Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Militer Israel kembali menyerang wilayah selatan dan tengah Gaza selama semalaman pada hari Selasa (16/7). Serangan udara tersebut menewaskan lebih dari 60 rakyat Palestina yang tinggal di zona aman.
Melansir AP News, hampir setiap hari serangan terjadi di zona aman seluas sekitar 60 kilometer persegi di sepanjang pantai Mediterania.
Zona aman tersebut diciptakan sendiri oleh Israel sebagai tempat bagi warga Palestina yang melarikan diri untuk berlindung guna menghindari serangan darat.
Sayangnya, militer Israel tetap menyerang wilayah tersebut dengan alasan sedang mengejar militan Hamas yang bersembunyi di antara warga sipil.
Baca Juga: Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, Salahkan Hamas atas Kekacauan di Gaza
Serangan di Zona Aman
Pada Selasa malam, serangan udara kembali terjadi dan mengenai jalan utama yang dipenuhi kios-kios pasar di luar kota Khan Younis di Muwasi. Lokasi itu juga dipenuhi dengan tenda kemah para pengungsi.
Pejabat di Rumah Sakit Nasser Khan Younis mengatakan 17 orang tewas dalam insiden tersebut.
Pihak militer Israel mengatakan, serangan itu menargetkan seorang komandan unit angkatan laut Jihad Islam di sebelah barat Khan Younis.
Serangan pada Senin malam dan Selasa menghantam kamp pengungsi Nuseirat dan Zawaida di Gaza tengah.
Menurut pejabat di rumah sakit Al Aqsa di kota terdekat Deir al-Balah, serangan terhadap empat rumah menewaskan sedikitnya 24 orang, termasuk 10 wanita dan empat anak-anak.
Serangan lainnya terjadi di sebuah sekolah PBB di Nuseirat, tempat para keluarga berlindung, dan menewaskan sedikitnya sembilan orang.
Baca Juga: Lebih dari 38.000 Penduduk Gaza Tewas, Abbas dan Hamas Sibuk Lempar Tanggung Jawab
Akhir pekan lalu, serangan juga terjadi di sebuah wilayah berjarak sekitar 1 kilometer dari target hari Selasa.
Menurut pejabat kesehatan Gaza, serangan itu menewaskan lebih dari 90 warga Palestina, termasuk anak-anak.
Mengutip data terbaru Al Jazeera hari Selasa, sedikitnya 38.713 penduduk Gaza meninggal dunia sejak Oktober 2024.
Jumlah itu termasuk lebih dari 15.000 anak-anak dan 10.000 orang yang dinyatakan hilang. Kematian juga tercatat di Tepi Barat, yaitu sedikitnya 576 orang.