Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Serangan ransomware yang menimpa saluran pipa Colonial pada akhir pekan lalu tampaknya mulai berpengaruh pada krisis pasokan bensin di AS. Tak hanya itu, krisis tersebut juga memicu adanya panic buying yang dilakukan oleh masyarakat setempat.
Menanggapi hal tersebut, Gedung Putih memproyeksikan bahwa Colonial akan dibuka kembali dalam beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, pemerintah menghimbau masyarakat agar tidak melakukan panic buying.
"Kami meminta orang-orang untuk tidak menimbun. Segalanya akan segera kembali normal," ujar Menteri Energi AS Jennifer Granholm dikutip dari Reuters, Rabu (12/5).
Colonial mengonfirmasi bahwa perusahaan sedang berusaha untuk memulai sebagian besar operasinya pada akhir minggu ini. Perusahaan mengaku telah menerima pengiriman tambahan 2 juta barel dari kilang untuk ditempatkan ketika operasi dijalankan kembali.
Baca Juga: Harga minyak kembali naik, ditopang penurunan stok AS
"Pasar yang mengalami kendala pasokan dan/atau tidak dilayani oleh sistem pengiriman bahan bakar lain sedang diprioritaskan," tulis Colonial dalam sebuah pernyataannya.
Kekurangan pasokan bensin telah terjadi di beberapa daerah seperti Atlanta yang 30% pompa bensin tak ada pasokan. Selain itu, 31% pompa bensin di North Carolina juga tidak memiliki pasokan.
Granholm menjelaskan bahwa pasokan bensin yang berkurang di beberapa daerah murni disebabkan oleh berhentinya operasional dari Colonial. Hal itu dikarenakan beberapa daerah yang mengalami kekurangan pasokan adalah daerah yang hanya mengandalkan Colonial.
Serangan terhadap Colonial ini dianggap sebagai serangan yang substansial dan yang paling merusak infrastruktur AS. FBI menuduh geng kriminal DarkSide yang menjadi aktor dari penyerangan tersebut.