kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.164.000   41.000   1,93%
  • USD/IDR 16.695   76,00   0,46%
  • IDX 8.125   85,16   1,06%
  • KOMPAS100 1.130   12,55   1,12%
  • LQ45 811   6,69   0,83%
  • ISSI 282   3,69   1,32%
  • IDX30 425   2,99   0,71%
  • IDXHIDIV20 489   5,53   1,14%
  • IDX80 124   1,36   1,11%
  • IDXV30 133   1,56   1,18%
  • IDXQ30 135   1,11   0,83%

Serangan Ransomware Lumpuhkan Bandara Eropa, Puluhan Penerbangan Terganggu


Selasa, 23 September 2025 / 18:07 WIB
Serangan Ransomware Lumpuhkan Bandara Eropa, Puluhan Penerbangan Terganggu
ILUSTRASI. Sistem check-in dan layanan bagasi di sejumlah bandara besar di Eropa terganggu sejak akhir pekan lalu akibat serangan siber. REUTERS/Stefan Wermuth


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sistem check-in dan layanan bagasi di sejumlah bandara besar di Eropa terganggu sejak akhir pekan lalu akibat serangan siber terhadap Collins Aerospace, anak usaha RTX.

Badan Keamanan Siber Uni Eropa (ENISA) pada Senin (22/9) mengonfirmasi bahwa insiden tersebut merupakan serangan ransomware, meski asal serangan belum diketahui.

Akibatnya, puluhan penerbangan terganggu dan ribuan penumpang tertahan di bandara sejak Jumat lalu.

Tren Ransomware: Dari Uang Tebusan ke Reputasi Online

Menurut Rafe Pilling, Direktur Intelijen Ancaman di perusahaan keamanan siber Sophos, mayoritas ransomware masih digunakan untuk pemerasan melalui enkripsi data dan pencurian informasi.

Baca Juga: Intelijen Inggris Luncurkan Portal Rahasia di Dark Web untuk Rekrut Mata-Mata Global

Namun, ia menekankan bahwa ada kelompok kecil yang justru mengejar disrupsi maksimal demi reputasi di komunitas bawah tanah dunia maya.

“Serangan yang sengaja dirancang untuk mengacaukan layanan penting semakin terlihat dan semakin ambisius,” jelas Pilling.

Ransomware biasanya digunakan secara sembunyi-sembunyi, dengan target yang dipilih hati-hati agar tidak menarik perhatian penegak hukum. Namun, tren terbaru menunjukkan beberapa kelompok semakin berani memilih target profil tinggi, termasuk perusahaan besar dan infrastruktur publik.

Kelompok Scattered Spider Jadi Sorotan

Salah satu kelompok yang kerap dikaitkan dengan serangan besar adalah Scattered Spider. Pada April lalu, mereka dilaporkan menyerang raksasa ritel Inggris Marks & Spencer, yang menyebabkan gangguan pesanan online selama berminggu-minggu.

Bahkan, National Crime Agency (NCA) Inggris baru-baru ini mendakwa dua remaja terkait serangan siber terhadap Transport for London (TfL) pada 2024, yang ditaksir menyebabkan kerugian jutaan poundsterling.

Menurut FBI, Scattered Spider telah melakukan sekitar 120 intrusi jaringan dan meraup lebih dari $115 juta dari pembayaran tebusan.

Ancaman Meningkat ke Infrastruktur Kritis

Pakar IT Martyn Thomas, Profesor Emeritus di Gresham College London, memperingatkan bahwa masalah ini bisa berkembang cepat jika pengembang perangkat lunak dan tim IT perusahaan tidak meningkatkan keamanan sistem.

Baca Juga: Trump Sindir AI di Inggris: Sedang Menguasai Dunia, Semoga Kalian Benar

“Kita masih beruntung karena motif utama para peretas adalah gangguan atau keuntungan finansial. Namun, jika mereka memilih untuk menimbulkan korban jiwa atau menyerang infrastruktur vital seperti kesehatan, strategi serangan yang sama dapat digunakan dengan dampak jauh lebih serius,” ujarnya.

Reputasi Jadi Mata Uang di Dunia Siber Gelap

Selain keuntungan finansial, status sosial di komunitas hacker menjadi faktor yang mendorong peretas menargetkan sasaran berprofil tinggi.

“Sebagian kecil kelompok peretas, terutama berbasis di Barat, semakin terampil dan berani karena kesuksesan mereka maupun kelompok lain. Bagi mereka, keberhasilan membobol target besar bukan hanya soal uang, tetapi juga membawa prestise dan kredibilitas di jaringan kriminal mereka,” jelas Pilling.

Selanjutnya: Menakar Efek Rencana Divestasi Tambang Emas Doup ke Prospek J Resources (PSAB)

Menarik Dibaca: 10 Gejala Gagal Ginjal yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Kaki Bengkak




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×