Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Warga ibu kota Korea Selatan dan sekitarnya tengah dibuat resah oleh serangan massal serangga hitam yang dijuluki “lovebugs”.
Serangga bersayap hitam ini terlihat membanjiri jalur pendakian, pohon-pohon, pagar, hingga anak tangga, khususnya di kawasan Gunung Gyeyangsan, Incheon, sebelah barat Seoul.
Serangga “Lovebugs” Menyebar Luas, Dipicu Perubahan Iklim
Serangga yang memiliki nama ilmiah Plecia longiforceps ini disebut “lovebugs” karena kebiasaannya terbang berpasangan saat kawin — jantan dan betina menempel satu sama lain di udara.
Asal usul lovebugs berasal dari iklim hangat, dan meningkatnya suhu udara di wilayah metropolitan Seoul diyakini menjadi salah satu faktor utama ledakan populasi mereka dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Aktivitas Pabrik Korea Selatan Masih Tertekan, Namun Kontraksi Mulai Melambat
Pakar menyebut bahwa perubahan iklim global telah memperluas habitat alami serangga ini ke wilayah yang sebelumnya lebih sejuk.
Lonjakan Keluhan Warga
Menurut data dari Pemerintah Kota Seoul, jumlah keluhan warga terkait serbuan lovebugs melonjak drastis dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2023, tercatat 4.418 laporan, sementara pada tahun 2024 meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 9.296 keluhan.
“Saya tidak bisa hiking dengan nyaman. Mereka terus beterbangan dan menempel di tubuh,” ujar salah satu pendaki di Incheon, seperti dikutip dalam sebuah video yang viral di media sosial.
Baca Juga: Prabowo Terima Telepon dari Presiden Korea Selatan, Bahas Penguatan Kemitraan
Tantangan Baru bagi Pemerintah Kota
Fenomena ini menjadi tantangan baru bagi otoritas setempat yang kini harus mencari solusi untuk mengendalikan populasi lovebugs tanpa merusak ekosistem. Langkah-langkah seperti penyemprotan insektisida dan pengendalian secara alami sedang dievaluasi.
Di sisi lain, ahli lingkungan memperingatkan bahwa kemunculan masif lovebugs hanya satu dari sekian banyak gejala yang menunjukkan dampak nyata dari perubahan iklim terhadap kehidupan sehari-hari, bahkan di wilayah perkotaan modern seperti Seoul.