kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setelah Blue Band, Unilever siap jual aset lagi?


Jumat, 26 Juli 2019 / 23:16 WIB
Setelah Blue Band, Unilever siap jual aset lagi?


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - LONDON. Unilever Plc mengatakan siap menjual produknya, meskipun merupakan merek terkenal, jika tidak berkontribusi positif pada kehidupan sosial atau pada bumi. Langkah ini menjadi bagian dari agenda bisnis berkelanjutan perusahaan. 

Mengutip The Guardian, Chief Executive Alan Jope, memprediksi, tidak dibutuhkan waktu lama lagi bagi perusahaan-perusahaan consumer goods untuk menjual produk pemutih pakaian, atau shampo yang sekadar menawarkan efek rambut lebih berkilau.

Unilever yang saat ini memiliki portofolio lebih dari 400 brand akan melihat apakah merek yang dikelolanya memiliki alasan untuk dipegang dalam jangka panjang. "Apakah brand ini akan membuat masyarakat dan planet lebih baik dalam beberapa dekade ke depan?" kata Jope.

Baca Juga: Tanpa Blue Band, Pendapatan Unilever (UNVR) Tumbuh Tipis premium

Pernyataan Jope ini memunculkan kemungkinan bahwa Unilever akan menjual brand miliknya. Pasar khawatir ini akan memangkas perolehan laba perusahaan. Namun, Jope mengaku tak khawatir. 

Unilever saat ini memiliki brand dengan penjualan berkelanjutan yang cukup kuat. Sebut saja Dove, Sunsilk, Lux. Sebanyak sekitar 28 brand memimpin penjualan di industri serta menyumbang lebih dari separuh penjualan grup yang mencapai € 51 miliar di tahun 2018 lalu. 

Pernyataan Jope ini keluar di tengah pertemuan dengan investor dalam rangka pengumuman semester pertama 2019. Perusahaan mencatat pertumbuhan penjualan (underlying sales) sebesar 3,5% dan laba operasional sebesar €4,6 miliar. 

Baca Juga: Pendapatan hanya tumbuh 1,2%, begini penjelasan Unilever (UNVR)

Kepada Bloomberg, Jope mengatakan, angka penjualan ini masih sejalan dengan target pertumbuhan perusahaan yang sebesar 3%-4% di periode tersebut. Penjualan ini terutama ditopang pertumbuhan di pasar emerging dengan kenaikan 6,2%. 

Sekadar mengingatkan, Unilever pada dua tahun lalu mengungkapkan kepercayaannya pada pertumbuhan produk organik. Tahun 2017 misalnya, Unilever memutuskan menjual bisnis margarin dan selai (spreads), salah satunya dengan merek Blue Bland, senilai total €6,8 miliar. Salah satu alasan Unilever, pertumbuhan bisnis makanannya akan lebih baik tanpa margarin. 

Baca Juga: Waduh, pendapatan Unilever (UNVR) hanya tumbuh 1,2% pada semester I-2019

Ketika itu, Unilever juga membeli Sir Kensington, yang dikenal memproduksi produk bumbu organik atau yang tidak mengandung unsur genetically modified organism (non-GMO). Unilever percaya, pasar makanan organik akan terus bertumbuh, bahkan dengan rata-rata tahunan lebih dari 16% hingga tahun 2020. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang permintaan makanan kemasan yang diperkirakan tumbuh 4,5%. 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×