kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.123.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.622   -13,00   -0,08%
  • IDX 8.040   -11,08   -0,14%
  • KOMPAS100 1.118   -5,53   -0,49%
  • LQ45 804   -6,09   -0,75%
  • ISSI 279   0,16   0,06%
  • IDX30 422   -0,76   -0,18%
  • IDXHIDIV20 484   -1,72   -0,35%
  • IDX80 122   -0,75   -0,61%
  • IDXV30 132   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 134   -0,95   -0,70%

Setelah Qatar, Turki Jadi Target Israel Berikutnya di Timur Tengah?


Selasa, 23 September 2025 / 03:11 WIB
Setelah Qatar, Turki Jadi Target Israel Berikutnya di Timur Tengah?
ILUSTRASI. Seorang peneliti senior di American Enterprise Institute yang berhaluan kanan, menyatakan bahwa Turki bisa menjadi target Israel berikutnya.


Sumber: Al Jazeera | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Hanya selang beberapa jam setelah Israel melancarkan serangan pekan lalu terhadap Qatar – negara yang ditetapkan Amerika Serikat sebagai “sekutu utama non-NATO” dan salah satu mitra terdekat Washington di Teluk – para komentator pro-Israel dengan cepat mengalihkan perhatian mereka ke Turki.

Melansir Al Jazeera, di Washington, Michael Rubin, seorang peneliti senior di American Enterprise Institute yang berhaluan kanan, menyatakan bahwa Turki bisa menjadi target Israel berikutnya. Dia memperingatkan agar Israel tidak bergantung pada keanggotaan NATO-nya untuk perlindungan.

Di media sosial, tokoh akademis dan politik Israel, Meir Masri, mengunggah, “Hari ini Qatar, besok Turki.” 

Ankara menanggapi dengan tajam. Dengan bahasa yang luar biasa kasar, seorang penasihat senior Presiden Recep Tayyip Erdogan menulis: “Kepada anjing Israel Zionis … dunia akan segera menemukan kedamaian dengan dihapuskannya diri kalian dari peta.”

Selama berbulan-bulan, media pro-Israel terus meningkatkan retorika mereka terhadap Turki, menggambarkannya sebagai “musuh paling berbahaya Israel”.

Para komentator Israel juga telah membingkai kehadiran Turki di Mediterania timur sebagai "ancaman" dan perannya dalam membangun kembali Suriah pascaperang sebagai "ancaman baru yang meningkat".

Baca Juga: Netanyahu Marah Besar, Gelombang Pengakuan Palestina Guncang Politik Israel

Dengan meningkatnya agresi regional Israel dan perangnya di Gaza yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan membalas pada bulan Agustus dengan menangguhkan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Israel.

"Di Ankara, retorika [anti-Turki] ini ditanggapi serius, dengan Israel dipandang mencari hegemoni regional," ujar Omer Ozkizilcik, peneliti non-residen di Atlantic Council, kepada Al Jazeera.

"Turki semakin merasa bahwa agresi Israel tidak memiliki batas dan menikmati dukungan Amerika," tambah Ozkizilcik.

Serangan terhadap Qatar juga kemungkinan menggarisbawahi keraguan Ankara tentang jaminan keamanan AS sebagai sekutu NATO. 

Meskipun Doha berstatus sekutu khusus bagi Washington, Israel tidak menghadapi perlawanan nyata dari AS, yang menimbulkan pertanyaan apakah AS akan benar-benar menganggap serangan apa pun terhadap Turki sebagai serangan terhadap dirinya sendiri, sebagaimana diamanatkan dalam piagam NATO.

Baca Juga: Sejumlah Negara Siap Akui Negara Palestina, Israel dan AS Boikot KTT




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×