CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.864   -4,00   -0,03%
  • IDX 7.158   -56,74   -0,79%
  • KOMPAS100 1.093   -9,86   -0,89%
  • LQ45 870   -5,35   -0,61%
  • ISSI 216   -2,13   -0,98%
  • IDX30 446   -1,95   -0,43%
  • IDXHIDIV20 540   0,13   0,02%
  • IDX80 125   -1,10   -0,87%
  • IDXV30 136   0,28   0,20%
  • IDXQ30 149   -0,34   -0,23%

Setelah tinggalkan Afghanistan, AS berencana alihkan pasukan ke dekat Rusia


Senin, 10 Mei 2021 / 13:51 WIB
Setelah tinggalkan Afghanistan, AS berencana alihkan pasukan ke dekat Rusia
ILUSTRASI. Anak-anak di Kota Erbil, Irak, melambaikan tangan pada pasukan militer AS yang baru kembali dari wilayah utara Suriah, 21 Oktober 2019.


Sumber: Sputnik News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Tepat pada tanggal 1 Mei lalu, AS dan NATO resmi memulai penarikan pasukan mereka dari tanah Afghanistan. Kini beredar kabar bahwa pasukan AS yang ditarik dari Afghanistan tersebut akan dialihkan ke perbatasan Rusia.

Mengutip pejabat militer terkait, Wall Street Journal melaporkan bahwa AS akan lebih memilih untuk mengerahkan kembali pasukan dan peralatan yang keluar dari Afghanistan ke Uzbekistan atau Tajikistan.

Saat ini Tajikistan adalah anggota penuh dari aliansi Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia. Sementara Uzbekistan, yang menangguhkan keanggotaannya dalam aliansi tersebut pada tahun 2012, tetap mempertahankan hubungan ekonomi dan keamanan yang kuat dengan Rusia.

Baca Juga: AS berjanji akan tetap hadir di Afghanistan, meski seluruh tentaranya ditarik

AS mulai membina hubungan keamanan dengan Tajikistan dan Uzbekistan pada tahun 90-an setelah pecahnya Uni Soviet. AS sempat mengerahkan pasukan di sebuah lapangan udara di Kulob, Tajikistan pada tahun 2001.

Antara tahun 2001 dan 2005, AS merotasi sekitar 7.000 tentaranya di lapangan terbang Karshi-Khanabad di Uzbekistan selatan.

Sayangnya, pemerintah Uzbekistan memaksa pasukan AS untuk pergi setelah kerusuhan sipil pada tahun 2005. Organisasi non-pemerintah yang terlibat diduga telah disponsori dan didukung oleh AS.

Selain dua wilayah tersebut, AS uga memiliki fasilitas militer utama di Pangkalan Udara Manas di Kyrgyzstan antara 2001 dan 2014. AS menggunakannya untuk mengangkut pasukan masuk dan keluar Afghanistan.

Berusaha memanfaatkan konflik

Tajikistan dan Kyrgystan bulan lalu mengalami bentrokan perbatasan yang menewaskan sedikitnya 56 orang dan membuat lebih dari 40.000 warga sipil mengungsi.

Baca Juga: Rusia berencana lakukan tiga kali uji coba ICBM Sarmat di tahun 2021



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×