Sumber: Sputnik News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Tepat pada tanggal 1 Mei lalu, AS dan NATO resmi memulai penarikan pasukan mereka dari tanah Afghanistan. Kini beredar kabar bahwa pasukan AS yang ditarik dari Afghanistan tersebut akan dialihkan ke perbatasan Rusia.
Mengutip pejabat militer terkait, Wall Street Journal melaporkan bahwa AS akan lebih memilih untuk mengerahkan kembali pasukan dan peralatan yang keluar dari Afghanistan ke Uzbekistan atau Tajikistan.
Saat ini Tajikistan adalah anggota penuh dari aliansi Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia. Sementara Uzbekistan, yang menangguhkan keanggotaannya dalam aliansi tersebut pada tahun 2012, tetap mempertahankan hubungan ekonomi dan keamanan yang kuat dengan Rusia.
Baca Juga: AS berjanji akan tetap hadir di Afghanistan, meski seluruh tentaranya ditarik
AS mulai membina hubungan keamanan dengan Tajikistan dan Uzbekistan pada tahun 90-an setelah pecahnya Uni Soviet. AS sempat mengerahkan pasukan di sebuah lapangan udara di Kulob, Tajikistan pada tahun 2001.
Antara tahun 2001 dan 2005, AS merotasi sekitar 7.000 tentaranya di lapangan terbang Karshi-Khanabad di Uzbekistan selatan.
Sayangnya, pemerintah Uzbekistan memaksa pasukan AS untuk pergi setelah kerusuhan sipil pada tahun 2005. Organisasi non-pemerintah yang terlibat diduga telah disponsori dan didukung oleh AS.
Selain dua wilayah tersebut, AS uga memiliki fasilitas militer utama di Pangkalan Udara Manas di Kyrgyzstan antara 2001 dan 2014. AS menggunakannya untuk mengangkut pasukan masuk dan keluar Afghanistan.
Berusaha memanfaatkan konflik
Tajikistan dan Kyrgystan bulan lalu mengalami bentrokan perbatasan yang menewaskan sedikitnya 56 orang dan membuat lebih dari 40.000 warga sipil mengungsi.
Baca Juga: Rusia berencana lakukan tiga kali uji coba ICBM Sarmat di tahun 2021
Konflik dibekukan pada 3 Mei setelah kedua negara setuju untuk menarik pasukan dari perbatasan. Rusia menawarkan diri untuk menjadi penengah dalam konflik tersebut mengingat penyebab konflik masih diperdebatkan.
Konflik dua negara Asia Tengah tersebut mungkin bisa menjadi pintu masuk bagi AS untuk hadir di kawasan tersebut. Selain memperluas pengaruhnya di Asia Tengah, posisi pasukan AS yang dekat dengan Rusia juga cukup bisa memberikan "peringatan".
Dilansir dari Sputnik News, pejabat anonim AS yang berbicara dengan Wall Street Journal mengatakan bahwa selain Asia Tengah, pasukan AS dapat ditempatkan kembali ke satu atau lebih fasilitas di Teluk Persia.
Pangkalan terbesar AS di Timur Tengah dioperasikan di Doha, Qatar, dengan lebih dari selusin fasilitas lain di negara-negara yang membentang dari Kuwait hingga Oman juga tersedia.