Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pasar gas Eropa terbilang sensitif terhadap perkembangan geopolitik dan masalah pasokan, dengan berakhirnya transit gas Ukraina yang diperkirakan akan terjadi pada akhir tahun.
Suhu yang lebih dingin di Eropa juga telah mendorong peningkatan permintaan pemanas, yang menyebabkan penarikan dari lokasi penyimpanan cadangan gas Uni Eropa lebih awal dari tahun lalu.
"Pendorong pasokan dan cuaca telah menimbulkan kekhawatiran tentang stok gas akhir musim dingin yang, mengingat target penyimpanan Uni Eropa, mungkin menyiratkan perlunya membeli volume (gas alam cair) yang signifikan di musim panas," kata ahli strategi komoditas senior BNP Paribas Aldo Spanjer.
Harga gas bulan depan di hub TTF Belanda, harga acuan Eropa, ditutup pada 45,72 euro per megawatt hour pada hari Jumat, tertinggi dalam hampir setahun.
Pada puncaknya, Rusia memasok 35% gas Eropa. Tetapi sejak perang Ukraina dimulai pada tahun 2022, Gazprom telah kehilangan pangsa pasar ke Norwegia, AS, dan Qatar.
Aliran perusahaan yang tersisa ke Eropa diperkirakan tidak akan berlanjut lebih lama lagi, dengan jaringan pipa era Soviet melalui Ukraina yang akan ditutup pada akhir tahun ini karena Kyiv tidak ingin memperpanjang perjanjian transit.
Tonton: Rusia Resmi Hentikan Pasokan Gas ke Austria
Jaringan pipa Yamal-Eropa melalui Belarus telah ditutup setelah terjadi perselisihan. Sementara Rusia menyalahkan AS dan Inggris atas ledakan di bawah Laut Baltik yang menutup rute Nord Stream.
Washington dan London membantah bahwa mereka meledakkan jaringan pipa tersebut.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa pejabat Ukraina berada di balik serangan tersebut. Kyiv membantahnya.
Jika Ukraina menutup rute transit gas, pasokan Rusia yang signifikan terutama akan dikirim ke Slovakia dan Hungaria, yang mendapatkan sebagian besar volumenya melalui jaringan pipa yang sebagian besar melewati Turki.