kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Shell siap melajukan kapal LNG raksasa


Rabu, 27 Desember 2017 / 10:42 WIB
Shell siap melajukan kapal LNG raksasa


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - THE HAGUE. Pada awal tahun 2018, Royal Dutch Shell plc tengah bersiap mengoperasikan kapal floating liquefied natural gas (FLNG). Kapal ini akan bertugas mengekstraksi dan memproses gas di laut.

CNBC, akhir pekan lalu melaporkan, kapal sepanjang 488 meter kali 74 meter ini adalah kapal terbesar di dunia. Harga kapal ini ditaksir antara US$ 10,8 miliar hingga US$ 12,6 miliar atau sekitar Rp 145 triliun-Rp 170 triliun. Namun Shell enggan membeberkan harga kapal ini.

Kapal ini mulai dibangun oleh Samsungs Heavy Industries pada tahun 2012 dan selesai pada Juli 2017 lalu. Proses pemindahan kapal terjadi pada pertengahan tahun. Kapal meninggalkan galangan kapal di Korea Selatan pada akhir Juni dan mencapai perairan Australia di akhir Juli 2017.

Saat ini, kapal dengan dek lebih panjang dari empat lapangan sepakbola ini berada di lokasi pertama yakni lapangan gas Shell Prelude, sekitar 125 mil sebelah utara dari lepas pantai Australia Barat.

Tahun depan, kapal dengan sebutan Prelude ini akan mulai menggali dan mengolah gas di laut. Gas tersebut akan dipompa dari bawah dasar laut ke platform terapung, kemudian didinginkan.

Kapal ini dilengkapi dengan peralatan untuk mengekspor liquefied natural gas (LNG) dan liquefied petroleum gas (LPG). Terdiri dari sistem tambatan samping, pemuatan senjata, dan kondensat melalui sistem tanduk dan sistem selang mengambang.

Shell bersama dengan mitra usaha patungan Kogas dan Inpex memperkirakan kapal tersebut akan tetap berada di lapangan Prelude selama 25 tahun. Atau sebelum ditarik ke lapangan lepas pantai lainnya.

Ketika kapal beroperasi penuh, Shell mengatakan akan memanen setidaknya 5,3 juta ton per tahun (mtpa) cairan yang terdiri dari 3,6 mtpa LNG, 1,3 mtpa kodensat dan 0,4 mtpa dari bahan bakar cair.

Perusahaan minyak berbasis di Belanda ini mengklaim bahwa jumlah produksi gas akan lebih tinggi dari kebutuhan tahunan Hong Kong.

Kesepakatan bisnis

Shell mengoperasikan kapal Prelude untuk memenuhi kebutuhan LNG di pasar. Salah satunya, Kuwait Petroleum Corp yang sudah menandatangani kesepakatan impor gas alam cair atau LNG dengan Shell. Kerjasama selama 15 tahun ini untuk memenuhi permintaan energi dalam negeri.

Perjanjian jual beli dengan Shell International Trading Middle East Ltd ini akan dimulai pada tahun 2020. Shell telah memasok Kuwait untuk bahan bakar berpendingin sejak tahun 2010.

Kontrak tersebut akan mencakup 2 juta hingga 3 juta metrik ton LNG per tahun. Tanpa menyebutkan nilai kesepakatan ini, namun kesepakatan harga LNG akan di bawah 11% dari patokan harga minyak Brent.

LNG dapat membantu memenuhi permintaan domestik Kuwait untuk menjalankan pendingin ruangan dan mengurangi jumlah minyak mentah.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×