Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - NEWARK. Jumlah warga Amerika Serikat yang diperkirakan melakukan perjalanan udara selama libur Thanksgiving tahun ini sebenarnya diproyeksikan mencapai rekor baru. Namun, penutupan pemerintah selama 43 hari telah menekan minat perjalanan pada salah satu periode tersibuk sepanjang tahun.
Selama masa shutdown, gangguan operasional, termasuk pembatalan dan penundaan penerbangan, membuat banyak calon penumpang mengubah rencana perjalanan mereka. Kekhawatiran itu dirasakan langsung oleh Elizabeth Kelley (45), yang membatalkan rencananya untuk terbang ke Maine guna mengunjungi keluarganya.
“Itu tidak sebanding dengan tekanan mental, kekhawatiran, dan ‘bagaimana kalau saya terdampar?’” ujar Kelley.
Ia memutuskan untuk tidak bepergian selama Thanksgiving karena takut terjebak pembatalan penerbangan, dan keputusannya tidak berubah hingga kini.
Penurunan Pemesanan Setelah Shutdown Melewati Satu Bulan
Menurut data AAA, sekitar 6 juta warga AS sebelumnya diperkirakan melakukan perjalanan udara domestik selama Thanksgiving, naik 2% dibanding 2024.
Baca Juga: Inflasi Menekan Pertumbuhan Pendapatan Warga AS Jelang Musim Belanja Akhir Tahun
Namun, pemesanan menurun drastis setelah shutdown mencapai hari ke-30, dengan penurunan terbesar pada pekan terakhir ketika Federal Aviation Administration (FAA) memerintahkan pengurangan penerbangan di 40 bandara besar.
Data Cirium menunjukkan pemesanan penerbangan untuk periode lima hari libur hingga 24 November turun 4,48% dibanding tahun lalu. Padahal pada 31 Oktober, pemesanan masih naik 1,56%.
Pada konferensi pers di Bandara Newark, Administrator FAA Bryan Bedford mengimbau masyarakat tetap percaya diri meski harus bersiap menghadapi keramaian dan potensi cuaca buruk.
“Minggu ini adalah Super Bowl bagi kami, dan saya pastikan kami punya rencana yang solid. Silakan terbang dengan percaya diri,” ujarnya.
Maskapai Beradaptasi di Tengah Ketidakpastian Permintaan
Southwest Airlines mengakui bahwa shutdown dan ketidakpastian ekonomi membuat mereka kesulitan memproyeksikan permintaan selama Thanksgiving. Sementara itu, Delta Air Lines memperkirakan akan mengangkut sekitar 6,5 juta penumpang, serupa dengan tahun lalu.
Beberapa maskapai berharap ada lonjakan pemesanan menit terakhir seiring pulihnya kepercayaan konsumen.
-
United Airlines memperkirakan akan melayani 6,6 juta penumpang dalam periode 13 hari—jumlah tertinggi sepanjang sejarah Thanksgiving perusahaan tersebut.
-
American Airlines akan mengoperasikan hampir 81.000 penerbangan, naik dari 77.000 pada 2024.
FAA bahkan memperkirakan periode perjalanan Thanksgiving tahun ini menjadi yang tersibuk dalam 15 tahun, dengan puncak penumpang pada Selasa, 25 November.
Baca Juga: Menkeu AS Bessent Yakin Ekonomi Amerika Aman dari Resesi, Optimistis 2026
Menurut Kimberly Hillard, pemilik bersama Front Porch Travel di Maryland, pemesanan menit terakhir justru meningkat.
“Saya tidak biasa menerima pemesanan cepat seperti ini. Minggu ini saya mendapat dua pemesanan mendadak—satu ke Aruba dan satu ke Kosta Rika,” ungkapnya. Banyak kliennya sebelumnya menunda perjalanan selama shutdown.
Penumpang Menghindari Bandara Besar
Banyak pelancong memilih menghindari bandara tersibuk AS. Bandara Hartsfield-Jackson Atlanta diperkirakan mengalami penurunan 7,6% jumlah penumpang Thanksgiving.
Di sisi lain, moda transportasi non-udara justru meningkat. Amtrak memperkirakan jumlah penumpang kereta api akan mencetak rekor baru, setelah tahun lalu mencapai 1,2 juta penumpang pada periode serupa. Platform perjalanan bus dan kereta, Wanderu, melaporkan permintaan naik 17% dari tahun ke tahun, dengan lonjakan terutama pada pemesanan bus.
Cirium mencatat bahwa selama shutdown, pemesanan perjalanan untuk liburan Natal cenderung 0,42% lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan dampak penutupan pemerintah kemungkinan masih akan mempengaruhi pola perjalanan hingga akhir tahun.













