Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serangan udara Israel terhadap fasilitas militer dan nuklir Iran pada Jumat pagi menjadi babak baru yang memperburuk ketegangan antara dua musuh bebuyutan di kawasan Timur Tengah.
Gelombang serangan yang disebut sebagai yang paling mematikan ini memperdalam konflik yang telah lama membara antara kedua negara dan menimbulkan kekhawatiran regional serta global.
Serangan Terbaru dan Eskalasi Panjang
Mengutip dawn.com, Israel diketahui telah melancarkan serangan ke sejumlah target penting Iran, termasuk sistem pertahanan udara dan fasilitas produksi bahan bakar rudal balistik. Ini bukan serangan pertama. Pada April 2024, serangan udara Israel di kompleks Kedutaan Besar Iran di Damaskus menewaskan tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Puncak ketegangan terjadi pada Oktober 2024 ketika Iran meluncurkan serangkaian rudal ke wilayah Israel. Sebagai balasan, Israel menyerang target militer di Iran, menewaskan empat personel.
Siapa Lebih Tangguh? Perbandingan Kekuatan Militer Iran dan Israel
Sistem Pertahanan Udara
Menurut The Military Balance 2023, Israel mengandalkan Iron Dome, sistem pertahanan udara canggih yang dapat mengidentifikasi proyektil dan menilai ancamannya secara real time. Sementara itu, Iran mengembangkan Azarakhsh, sistem pendeteksi inframerah jarak pendek dengan radar dan sistem elektro-optik.
Baca Juga: Trump Klaim Tahu Lokasi Persembunyian Khamenei, Minta Iran Segera Menyerah
Jumlah Personel Militer
-
Iran memiliki sekitar 610.000 personel aktif:
-
350.000 di Angkatan Darat
-
190.000 di IRGC
-
18.000 di Angkatan Laut
-
37.000 di Angkatan Udara
-
15.000 di pertahanan udara
-
Cadangan: 350.000
-
-
Israel memiliki 169.500 personel aktif:
-
126.000 di Angkatan Darat
-
9.500 di Angkatan Laut
-
34.000 di Angkatan Udara
-
Cadangan: 465.000
-
Belanja Pertahanan
Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), belanja militer Israel naik 65% menjadi $46,5 miliar pada 2024, seiring dengan operasi besar-besaran di Gaza. Sementara itu, belanja militer Iran turun 10% menjadi $7,9 miliar akibat sanksi ekonomi.
Kekuatan Udara
-
Israel:
-
345 pesawat tempur
-
43 helikopter serang
-
-
Iran:
-
312 pesawat tempur (IRIAF)
-
23 pesawat tempur (IRGC)
-
Total helikopter serang: 57 (gabungan IRIAF, Angkatan Darat, dan IRGC)
-
Namun, sebagian besar armada udara Iran terdiri dari pesawat usang seperti MiG-29, F-4 Phantom II, dan F-5 Tiger yang berusia lebih dari 35 tahun. Forbes menyebut serangan Israel terjadi dengan “impunitas hampir total” karena buruknya kesiapan udara Iran.
Baca Juga: Ketegangan Memuncak! Slovakia dan Ceko Evakuasi Warganya dari Israel
Kekuatan Darat
-
Iran:
-
10.513 tank tempur
-
6.798 meriam/artileri
-
640 kendaraan lapis baja
-
55 helikopter (gabungan AD & IRGC)
-
-
Israel:
-
400 tank tempur
-
530 artileri
-
1.190 kendaraan lapis baja
-
Kekuatan Laut
-
Iran:
-
17 kapal selam taktis
-
68 kapal patroli & tempur pantai
-
7 korvet
-
12 kapal pendarat
-
18 kapal logistik & pendukung
-
-
Israel:
-
5 kapal selam
-
49 kapal patroli & tempur pantai
-
Baca Juga: Asei Sebut Konflik Israel-Iran Bisa Berdampak Terhadap Asuransi Marine Cargo
Rudal Balistik
-
Iran:
-
Sedikitnya 12 jenis rudal balistik
-
Jangkauan: 150 km (Tondar 69) hingga 2.000 km (Sejjil & Khorramshahr)
-
-
Israel:
-
4 jenis rudal balistik
-
Jangkauan: 280 km (LORA) hingga 6.500 km (Jericho-3)
-
Kapabilitas Nuklir
-
Israel memiliki sekitar 90 hulu ledak nuklir, menurut Arms Control Association AS.
-
Iran tidak memiliki senjata nuklir, namun menjalankan aktivitas nuklir yang diklaim bersifat damai. AS dan Israel tetap skeptis terhadap motif sebenarnya.
Negosiasi nuklir antara Iran dan AS telah dilakukan sebanyak lima putaran sejak April 2024. Namun, Ayatollah Ali Khamenei baru-baru ini menolak syarat utama AS, yakni penghentian pengayaan uranium, yang disebutnya “100 persen bertentangan dengan kepentingan nasional.”