kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Singapura setujui metode penyimpanan vaksin Covid-19 di lemari es


Selasa, 25 Mei 2021 / 15:07 WIB
Singapura setujui metode penyimpanan vaksin Covid-19 di lemari es
ILUSTRASI. Botol berisi vaksin Covid-19 dari Pfizer dan BioNTech.


Sumber: Channel News Asia | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Otoritas kesehatan Singapura menyetujui hasil penelitian terbaru mengenai penyimpanan vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan BioNTech di suhu normal lemari es.

Dalam siaran persnya Selasa (25/5), Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura (HSA) mengatakan, metode penyimpanan baru akan sangat memudahkan pengangkutan dan distribusi lokal vaksin ke pusat vaksinasi, serta penyimpanan dan penggunaannya di pusat-pusat tersebut.

Metode penyimpanan baru yang lebih mudah ini dipastikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada 19 Mei lalu.

Saat ini, vaksin Covid-19 keluaran Pfizer-BioNTech aman disimpan dalam suhu lemari es sekitar 2 sampai 8 derajat Celcius hingga 31 hari.

"HSA telah menetapkan, vaksin COVID-19 yang dicairkan dan tidak diencerkan tetap stabil ketika disimpan pada suhu lemari es standar (2 hingga 8 derajat Celcius) selama 31 hari," ungkap HSA, seperti dilansir dari Channel News Asia.

Sebagai catatan, HSA menambahkan, untuk penyimpanan jangka panjang suhu yang disarankan tetap pada minus 70 derajat Celcius.

Baca Juga: Pfizer dan AstraZeneca efektif melawan strain virus yang ditemukan di India

Sebelum ini, HSA menyetujui penyimpanan sementara vaksin setelah pencairan pada 2 hingga 8 derajat Celcius hanya selama lima hari. Pada Februari, HSA mengesahkan perubahan yang menunjukkan, vaksin dapat disimpan pada suhu freezer standar, atau minus 20 derajat Celcius, hingga dua minggu.

CEO HSA Mimi Choong menjelaskan, pihaknya akan terus melakukan penilaian yang ketat dan efisien terhadap data ilmiah dan dunia nyata untuk memfasilitasi akses warga Singapura menuju vaksin Covid-19.

Selain vaksin keluaran Pfizer/BioNTech, Singapura saat ini juga mengandalkan vaksin dari Moderna. Masing-masing disediakan dua dosis untuk setiap individu.

Minggu lalu, Kementerian Kesehatan Singapura mengumumkan, akan memperpanjang interval antara dosis pertama dan kedua menjadi antara enam dan delapan minggu.

"Dengan strategi baru ini, Singapura menargetkan sekitar 4,7 juta orang atau sekitar 82% populasi menerima setidaknya dosis pertama vaksin pada Agustus," kata Menteri Kesehatan Ong Ye Kung.

Selanjutnya: Badan obat-obatan AS pastikan vaksin Covid-19 Pfizer aman disimpan di freezer biasa




TERBARU

[X]
×