Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Angin segar berhembus kencang dari Wall Street ke pasar Asia pagi ini, Rabu (26/11/2025). Setelah berminggu-minggu pasar dibuat anxious dengan data inflasi yang "lengket", sentimen global mendadak berbalik arah secara drastis dalam 24 jam terakhir.
Pemicunya bukan sekadar rumor, melainkan data konkret dari pasar berjangka dan komentar pejabat The Federal Reserve yang kembali menyalakan harapan pemangkasan suku bunga (rate cut) di penghujung tahun ini. Bagi pelaku pasar Indonesia, ini adalah sinyal krusial untuk mengatur ulang portofolio jelang penutupan buku 2025.
Lonjakan Probabilitas: Apa yang Berubah?
Hingga awal pekan ini, pasar masih ragu apakah The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan FOMC Desember mendatang. Namun, data terbaru mengubah peta permainan.
Menurut data CME FedWatch Tool yang dipantau pagi ini (26/11), probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada bulan Desember telah melonjak signifikan. Jika minggu lalu angkanya masih berkutat di kisaran 50-an persen, kini konsensus pasar menempatkan peluang tersebut di angka 59,4% hingga 81% (bergantung pada agregator data berjangka).
Kenaikan probabilitas ini tidak terjadi tanpa sebab. Faktor utamanya adalah wawancara terbaru Presiden The Fed New York, John Williams, dengan Barron's yang dirilis kemarin. Dalam wawancara tersebut, Williams menegaskan bahwa inflasi AS "sedang mereda" dan suku bunga "pasti akan turun seiring waktu".
Baca Juga: Menkeu AS Kritik Sistem Kontrol Suku Bunga The Fed: “Terlalu Rumit!”
"Pernyataan Williams dianggap sebagai validasi 'soft' bahwa The Fed tidak ingin mengambil risiko mematikan momentum ekonomi dengan menahan suku bunga tinggi terlalu lama," tulis analis dari IndoPremier Sekuritas dalam catatan paginya (26/11).
Euforia Wall Street Menular ke Asia
Respon pasar instan. Wall Street ditutup di zona hijau dengan S&P 500 mencatatkan rekor all-time high baru. Optimisme ini langsung menular ke pasar Asia-Pasifik yang dibuka pagi ini.
ASX 200 (Australia): Mengutip abs.net.au, indeks ASX 200 Australia melonjak ke rekor tertinggi baru, didorong oleh saham-saham perbankan dan tambang. Indeks ASX 200 naik 1% ke levek 8.621 pada pembukaan pagi.
Bursa Asia Lainnya: Mengikuti tren positif, merespons melemahnya indeks Dolar AS (DXY) yang membuat aset berisiko (risk assets) kembali menarik. Melansir Yahoo Finance, indeks berjangka ekuitas menunjukkan awal yang kuat untuk Jepang, dengan kenaikan yang lebih moderat untuk Hong Kong, pada pembukaan hari Rabu.
Ahli strategi dari Goldman Sachs, David Kostin, bahkan memprediksi bahwa S&P 500 bisa menyentuh level 6.500 pada akhir 2025, didukung oleh pertumbuhan ekonomi AS yang stabil dan siklus pelonggaran moneter yang berlanjut.
Baca Juga: Christopher Waller Isyaratkan Pemangkasan Suku Bunga The Fed pada Desember Tepat













