Sumber: Arab News | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Para pengunjuk rasa juga membakar Bank Audi di Ras Al-Nabaa.
Koordinator khusus PBB di Libanon, Jan Kubitsch, mengatakan bahwa peristiwa tragis di Tripoli adalah sinyal peringatan bagi para pemimpin politik negara itu.
"Ini bukan waktu yang tepat untuk menyerang bank. Sebaliknya, itu adalah saat ketika dukungan konkret harus diberikan kepada mayoritas rakyat Lebanon yang putus asa, miskin, dan kelaparan di seluruh negeri," jelas Kubitsch.
Baca Juga: Pencegahan virus corona, Kedubes RI di Arab rekomendasikan hindari lima maskapai
Perdana Menteri Libanon Hassan Diab di hadapan sidang kabinet mengatakan, adalah wajar bagi masyarakat untuk turun ke jalan dan mengekspresikan kemarahan mereka, terutama setelah ditemukan ada upaya politik untuk mencegah pemerintah membuka penyelidikan terhadap korupsi.
Namun, ia mengatakan bahwa serangan itu mengungkapkan adanya niat jahat kelompok tertentu untuk mengguncang stabilitas keamanan Libanon. "Itu bermain api. Merusak stabilitas tidak diperbolehkan,” tegasnya.
Baca Juga: Virus corona sudah menjangkiti 77 negara di luar China, ini daftarnya
Suleiman Frangieh, pemimpin Gerakan Marada, mengatakan: "Kami menuju ke tahapan buruk dan keras yang membutuhkan kesabaran, kekuatan dan keyakinan."
Sementara itu, pada hari Selasa, organisasi politik Hizbullah akhirnya melunak dengan mengatakan bahwa gubernur bank sentral Riad Salameh tidak bertanggung jawab seorang diri atas kebijakan moneter yang telah membawa negara itu ke jurang kehancuran.
Baca Juga: Kian ganas, virus corona telah menjangkiti 64 negara, ini daftar lengkapnya
“Salameh bertanggung jawab, tetapi dia tidak sendirian. Krisis saat ini adalah hasil akumulasi kebijakan bertahun-tahun dari pemerintahan sebelumnya,” kata Sheikh Naim Kassem, wakil pemimpin Hizbullah.