Sumber: businessinsider.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
”Mereka terkikis dan dihitamkan oleh polusi, kotoran kelelawar, dan pengacau. yang peringkatnya tidak hanya mencakup mereka yang memutuskan ornamen untuk mencari untung, tetapi pengunjung yang tidak peduli yang membiarkan ransel mereka mengikis permukaan dinding, ” tulis UNESCO pada 2013.
Baca Juga: Mau berlibur ke Ragunan? Ini rincian harga tiket masuknya
Kerusakan meluas di luar halaman kuil ke daerah sekitar Siem Reap. Misalnya saja, kehadiran hotel telah memperburuk efek kekeringan 2019, kata Fodor.
Meskipun agensi yang bertanggung jawab atas Angkor Wat telah mulai membatasi jumlah pengunjung di tempat menonton matahari terbenam yang populer di dekat kuil, Fodor menyarankan agar melindungi kuil dengan jalan setapak dan kaca pelindung, mengatur penggunaan air oleh hotel, dan mempromosikan pariwisata di tempat lain di Kamboja akan membantu meringankan ketegangan di Angkor Wat dan Siem Reap.
Bali, Indonesia
Bali, yang disebut-sebut dalam imajinasi para pelancong sebagai surga dengan perairan biru yang berkilauan dan pantai yang masih asli, adalah tujuan lain yang memikul beban overtourism. Menanggapi pantai-pantai yang dipenuhi sampah, pemerintah Indonesia mendeklarasikan "darurat sampah" pada 2017 dan melarang plastik sekali pakai pada Desember 2018.
Baca Juga: Ancol catat kenaikan pengunjung hingga 44% saat libur Natal 2019
Lebih buruk lagi, villa mewah dan lapangan golf memengaruhi mata pencaharian petani dengan menyedot air. Bali telah mempertimbangkan untuk memberlakukan pajak turis sebesar US$ 10 per pengunjung. Pemerintah Indonesia juga tengah membuat peraturan bagi turis yang tidak sensitif dengan budaya, yakni mereka yang mengunjungi situs keagamaan dengan pakaian renang.
Hanoi Train Street, Vietnam
Terletak di daerah perumahan di Old Quarter Hanoi, Hanoi Train Street adalah tempat favorit para Instagrammer. Dengan berbondong-bondong ke trotoar yang sempit, wisatawan menunggu untuk menangkap bidikan kereta yang sempurna saat mereka lewat dua kali sehari.
Kerumunan di lokasi ini menjadi sangat buruk, kata Fodor. Kejadian baru-baru ini, kereta tidak bisa lewat dan harus dialihkan. Akibatnya, pemerintah Hanoi telah memerintahkan kafe-kafe samping rel kereta untuk ditutup dan telah memasang papan petunjuk yang melarang penggunaan foto dan video.