Sumber: Telegraph | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Angkatan Laut China juga telah mengembangkan rudal jelajah dan balistik presisi jarak jauh, radar peringatan dini dan sistem pertahanan udara untuk memungkinkannya mendominasi wilayah udara jauh ke Pasifik.
Dan baru-baru ini meluncurkan senjata hipersonik yang dirancang untuk menghadapi kelompok kapal induk AS.
Semua ini telah membuat alarm berbunyi tidak hanya di ibu kota Barat, tetapi juga di Taiwan, Vietnam, dan Filipina, yang semuanya memiliki alasan untuk takut akan kekuatan maritim baru China yang sangat besar.
Minggu lalu, dua puluh pesawat China memasuki wilayah udara Taiwan dalam serangan terbesar hingga saat ini.
Baca Juga: Tantang China, Jepang-AS tegaskan Kepulauan Senkaku ada di dalam pengawasan mereka
Tapi Tentara Pembebasan Rakyat belum tentu tak terkalahkan.
Militer menghadapi tantangan personel besar, berjuang untuk merekrut, melatih dan mempertahankan tentara profesional dan menghadapi masalah moral yang dipicu oleh dugaan korupsi.
Dan militer China belum pernah berperang selama lebih dari 40 tahun.
"Bagaimana sebenarnya PLA akan tampil dalam pertempuran adalah pertanyaan bernilai jutaan dolar," kata Oriana Skylar Mastro, pakar kebijakan keamanan China di Universitas Stanford dan lembaga pemikir American Enterprise Institute.
Baca Juga: Militer AS khawatir agresi militer China ke Taiwan terjadi dalam waktu dekat
"Tidak ada perwira di militer AS yang menganggap bahwa perintah mungkin tidak dilakukan ... jika Anda memerintahkan pasukan Anda untuk menyerang bukit, mereka akan menyerang bukit. Di China, itu adalah ketidakpastian yang sangat besar, apakah pasukan benar-benar akan lari ke arah peluru, bukannya menghindarinya," papar Mastro.