Sumber: Telegraph | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Xi Jinping telah mencoba untuk mengatasi masalah moral dengan kerap memberikan seruan "siap tempur" kepada para tentara, desakan untuk loyalitas kepada partai, dan dorongan anti-korupsi yang juga telah digunakan untuk menempatkan perwira yang setia kepadanya di posisi-posisi kunci.
Tetapi para ahli mengatakan negara-negara Barat harus memikirkan lebih dari berapa banyak kapal dan tank yang dapat dikirim oleh China.
China tidak lagi 'bersembunyi dan menawar' seperti doktrin Deng Xiaoping bahwa negara harus menyembunyikan kemampuannya saat berurusan dengan dunia luar.
Sebaliknya, China memproyeksikan kekuatan di seluruh dunia dengan sikap ekonomi, politik, dan diplomatik yang semakin tegas.
Melansir The Telegraph, ada kekhawatiran yang berkembang atas kemampuan perang dunia maya China, serta ambisinya di luar angkasa.
Baca Juga: Joe Biden akan cegah China jadi negara terkuat di dunia
Perilakunya di Laut Cina Selatan, di mana ia secara bertahap membangun di atas bebatuan dan terumbu karang untuk menjalankan klaim kedaulatannya dalam apa yang dianggap PBB sebagai perairan internasional, telah menimbulkan kekhawatiran tentang rencananya di Kutub Utara.
Dan banyak analis percaya inisiatif Belt and Road senilai US$ 1 triliun, program investasi infrastruktur internasional andalan China, dapat diterjemahkan ke dalam pengaruh militer global di masa depan.
Bagaimana dengan Rusia?
Rusia tidak memiliki pengaruh ekonomi yang besar dari China. Tetapi China juga dengan rajin berinvestasi dalam kemampuan militernya sejak awal tahun 2000-an.
Tahun ini, dua pertiga dari anggaran militer Rusia, yang sebesar £ 44,1 miliar sedikit lebih rendah daripada Inggris, akan dihabiskan untuk membeli dan memodernisasi perlengkapan militer.
Kepala pertahanan Rusia, dalam laporan tahunannya untuk majelis tinggi parlemen tahun lalu, sesumbar bahwa Rusia telah menggandakan kemampuan militernya dalam delapan tahun terakhir dalam menghadapi ancaman yang berkembang dari NATO.
“Rusia percaya bahwa tank memenangkan perang, dan sekarang mereka siap untuk pertempuran tank besar melawan Ukraina atau di tempat lain, dan mereka telah melatih dan menunjukkan kemampuan mereka untuk dengan cepat memobilisasi ratusan ribu orang dan peralatan dalam jumlah besar,” papar Pavel Felgenhauer, seorang analis militer yang berbasis di Moskow kepada The Telegraph.