Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Seorang pengembang kripto menuduh proyek World Liberty Financial (WLFI), yang memiliki keterkaitan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, telah mencuri dan membekukan aset digital miliknya.
Melansir laman Cointelegraph, melalui unggahan di platform X pada Sabtu (6/9/2025), Bruno Skvorc, pengembang Polygon DevRel asal Kroasia, membeberkan email dari tim kepatuhan WLFI yang menandai alamat dompet digitalnya sebagai “berisiko tinggi” sehingga token miliknya tidak akan dilepas.
Baca Juga: Analis: Prediksi Bitcoin Tembus Puncak di Q4 2025 Hanya Ilusi Statistik
“Kesimpulannya, mereka mencuri uang saya,” tulis Skvorc.
“Dan karena ini terkait keluarga Presiden AS, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Ini mafia zaman baru. Tidak ada tempat mengadu, tidak ada yang bisa diajak berdebat, tidak ada yang bisa digugat.”
I just got a reply from @worldlibertyfi. TLDR is, they stole my money, and because it's the @POTUS family, I can't do anything about it.
This is the new age mafia. There is no one to complain to, no one to argue with, no one to sue. It just... is. @zachxbt THIS is the scam of… pic.twitter.com/m6NP9VmHfd— Bruno Skvorc (@bitfalls) September 6, 2025
Skvorc mengklaim dirinya adalah salah satu dari enam investor yang sejak awal mengalami lockup 100% token.
Ia menyoroti kejanggalan keputusan WLFI yang semula menerima dana dari alamat dompet tersebut, namun menolak membuka kembali hak token yang seharusnya diberikan.
Baca Juga: Per Agustus 2025, Kinerja Ethereum Kalahkan Bitcoin, Apa Penyebabnya?
Compliance Tools Jadi Sorotan
Kasus ini memicu kritik terhadap alat kepatuhan (compliance tools) yang digunakan proyek kripto.
Analis on-chain populer ZachXBT menilai sistem otomatis kerap menandai alamat dompet sebagai “berisiko tinggi” karena alasan sepele, seperti pernah berinteraksi dengan kontrak DeFi atau bursa kripto tertentu.
“Alat-alat ini cacat. Saya pernah membantu sebuah tim melakukan review manual, karena compliance tools menandai alamat sebagai berisiko tinggi hanya akibat aktivitas tak terkait beberapa transaksi sebelumnya,” jelas ZachXBT.
Dalam kasus Skvorc, dompetnya ditandai karena pernah melakukan transaksi melalui mixer kripto Tornado Cash, memiliki keterkaitan tidak langsung dengan entitas yang terkena sanksi seperti Garantex dan Netex24, serta interaksi dengan sebuah dashboard yang kini masuk daftar hitam.
Skvorc sendiri merupakan pengembang blockchain yang terlibat dalam pengembangan Ethereum 2.0, sekaligus pendiri RMRK, perusahaan yang mengintegrasikan NFT multi-resource ke dalam metaverse gaming.
Baca Juga: Justin Sun Bakal Terbang ke Luar Angkasa Usai Menang Lelang di Misi Blue Origin
Token Justin Sun Juga Dibekukan
Tak hanya Skvorc, Justin Sun, pendiri Tron, juga mengalami nasib serupa.
Pada Jumat (5/9), ia mengungkapkan bahwa alokasi token WLFI miliknya dibekukan setelah wallet-nya masuk daftar hitam akibat transaksi senilai US$9 juta yang dianggap mencurigakan.
Melalui X, Sun menyebut keputusan itu “tidak masuk akal” dan meminta WLFI segera membuka blokir token miliknya.
“Keputusan ini bertentangan dengan nilai inti blockchain. Token itu sakral dan tidak boleh dilanggar,” tegasnya.