Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Pendiri TRON dan pengusaha kripto kontroversial Justin Sun akan segera terbang ke luar angkasa bersama misi ke-34 Blue Origin, perusahaan antariksa milik Jeff Bezos.
Melansir laman Cointelegraph Selasa (22/7), Sun akan menjadi salah satu dari enam awak yang menumpangi roket suborbital New Shepard dalam peluncuran yang dijadwalkan berlangsung dalam beberapa minggu ke depan.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Prediksi Gelembung Bitcoin Akan Pecah, Benarkah?
Sun diketahui telah memenangkan lelang kursi pertama di misi tersebut sejak 2021 dengan tawaran senilai US$28 juta atau sekitar Rp 450 miliar.
Awalnya, ia direncanakan memilih sendiri lima awak lainnya dari komunitas TRON DAO. Namun, juru bicara Sun menyebut ia tidak pernah memilih kru, yang kini terdiri dari investor properti, pengusaha, jurnalis, dan kapitalis ventura.
Misi ini menyusul peluncuran sebelumnya pada April lalu yang mengirim kru perempuan seluruhnya, termasuk penyanyi Katy Perry dan jurnalis Gayle King.
ߚ Meet the New Shepard NS-34 crew: Arvi Bahal, Gökhan Erdem, Deborah Martorell, Lionel Pitchford, J.D. Russell, and H.E. Justin Sun. Read more: https://t.co/geIhqUDQ0R pic.twitter.com/T1bv4a3ukh— Blue Origin (@blueorigin) July 21, 2025
Jejak Kontroversial Justin Sun
Di luar kiprahnya di dunia antariksa, Justin Sun juga menjadi sorotan karena kedekatannya dengan mantan Presiden AS Donald Trump.
Baca Juga: Michael Saylor Tambah Koleksi Bitcoin, Strategy Kini Kantongi 607.770 BTC
Ia diketahui membeli token senilai US$75 juta melalui perusahaan kripto keluarga Trump, World Liberty Financial (WLF), termasuk investasi awal US$30 juta sebelum pemilu AS 2024.
Eric Trump, putra mantan presiden dan salah satu pendiri WLF, bahkan menyebut Sun sebagai “sahabat baik.”
Sun juga membeli jutaan dolar memecoin bertema Trump, termasuk tiket makan malam eksklusif bersama mantan presiden.
Baca Juga: Harga Bitcoin Memasuki Fase Koreksi Jangka Pendek
Namun, reputasi Sun sempat terguncang akibat gugatan SEC pada 2023 terkait dugaan manipulasi perdagangan dan promosi ilegal aset kripto.
Di bawah pimpinan pejabat SEC era Trump, Mark Uyeda, kasus tersebut saat ini ditangguhkan setelah permintaan bersama dari kedua belah pihak pada Februari lalu.