kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Soal CPO, Mahathir: Saya tetap menentang hal yang salah, kendati merugikan negara


Selasa, 14 Januari 2020 / 13:54 WIB
Soal CPO, Mahathir: Saya tetap menentang hal yang salah, kendati merugikan negara
ILUSTRASI. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad. REUTERS/Willy Kurniawan


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

India adalah pembeli minyak kelapa sawit terbesar Malaysia pada tahun 2019, dengan jumlah mencapai 4,4 juta ton pembelian. Pada tahun 2020, pembelian bisa turun di bawah 1 juta ton jika hubungan tidak membaik, kata para pedagang India.

Untuk menebus potensi kerugian, para pejabat Malaysia mengatakan mereka berusaha untuk menjual lebih banyak ke Pakistan, Filipina, Myanmar, Vietnam, Ethiopia, Arab Saudi, Mesir, Aljazair dan Yordania.

Baca Juga: Gara-gara pernyataan kontroversial PM Malaysia, outlook saham CPO menarik

Tetapi mengganti pembeli utama bukanlah perkara mudah. Itulah sebabnya Kongres Serikat Buruh Malaysia, yang anggotanya termasuk pekerja kelapa sawit, telah mendesak kedua negara untuk membicarakan hal-hal sensitif ini.

"Kami ingin meminta kedua pemerintah untuk menggunakan semua saluran diplomatik yang mungkin untuk menyelesaikan masalah ini dengan mengesampingkan ego pribadi atau diplomatik," katanya dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Jokowi bilang Uni Eropa tuding sawit rusak lingkungan karena kalah saing

Kementerian Industri Primer Malaysia, didukung oleh Kementerian Luar Negeri, sedang melakukan perundingan dengan mitranya dari India untuk mencoba dan menyelesaikan masalah ini, menurut sumber pemerintah Malaysia yang mengetahui diskusi tersebut. Dia menolak disebutkan namanya karena dia tidak berwenang berbicara kepada media.




TERBARU

[X]
×