Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pada Kamis (28/11/2024), China memperingatkan bahwa mereka akan mengambil "tindakan yang diperlukan" untuk melindungi perusahaan-perusahaan China jika AS meningkatkan langkah-langkah pengendalian chip.
Peringatan ini dikeluarkan China menyusul laporan bahwa pemerintahan Biden dapat mengumumkan pembatasan ekspor baru secepatnya minggu ini.
Minggu lalu, Kamar Dagang AS memberi tahu para anggota melalui email bahwa pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan untuk menambahkan sebanyak 200 perusahaan chip China ke dalam daftar hitam perdagangan. Hal ini akan mencegah sebagian besar pemasok AS mengirimkan barang kepada mereka.
Ketika ditanya tentang laporan tersebut pada konferensi pers rutin pada hari Kamis, juru bicara Kementerian Perdagangan He Yadong mengatakan bahwa Tiongkok "sangat menentang" apa yang disebutnya sebagai perluasan konsep keamanan nasional oleh AS, dan "penyalahgunaan" langkah-langkah pengendalian yang menargetkan perusahaan-perusahaan Tiongkok.
AS telah memperketat pengendalian atas semikonduktor di tengah kekhawatiran bahwa Tiongkok dapat menggunakan teknologi canggih untuk memperkuat militernya.
Baca Juga: Ini Peringatan Media Pemerintah China kepada Trump Soal Perang Tarif
"Tindakan-tindakan ini sangat mengganggu tatanan ekonomi dan perdagangan internasional, mengganggu stabilitas keamanan industri global, dan merugikan upaya kerja sama antara Tiongkok dan AS, serta industri semikonduktor global," katanya.
He Yadong menambahkan, "Jika AS bersikeras meningkatkan langkah-langkah pengendalian, Tiongkok akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk secara tegas melindungi hak-hak sah perusahaan-perusahaan Tiongkok."
Bloomberg melaporkan pada hari Kamis bahwa pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan pembatasan tambahan atas penjualan peralatan semikonduktor dan chip memori AI ke Tiongkok.
Mengutip orang-orang yang memahami masalah tersebut, dikatakan bahwa proposal terbaru tersebut akan memberikan sanksi kepada lebih sedikit pemasok Huawei daripada yang direncanakan sebelumnya, khususnya tidak termasuk ChangXin Memory Technologies, yang berupaya mengembangkan teknologi cip memori AI.
Baca Juga: Tanggapan Tiongkok Pasca Ancaman Tarif Trump: Tak Ada yang Memenangkan Perang Dagang