Sumber: Kyodo | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Jaringan bisnis raksasa Sony Corp. pada Kamis (1/4) resmi berganti nama menjadi Sony Group Corp. Ini merupakan pergantian nama yang pertama kali dalam 6 dekade terakhir.
Kyodo melaporkan, perubahan nama tersebut mewakili diversifikasi portofolio Sony yang namanya melambung berkat produk elektronik populer Walkman serta televisi.
Sony Group akan berupaya memaksimalkan sinergi antara perusahaan yang ada di kelompok bisnisnya sambil tetap mendorong pertumbuhan. Sony Electronics Corp. yang menjadi unit utama akan mengusung nama Sony Corp. mulai 1 April 2021.
Pergantian nama sebelumnya terjadi pada 1958, dari Tokyo Telecommunications Engineering Corp. menjadi Sony Corp.
Meski unggul di pasar elektronik, Sony tertinggal dalam pengembangan produk digital seperti televisi LCD dan dikalahkan oleh Apple Inc. di bidang pemutar musik digital portabel.
Dan walau telah memiliki banyak unit bisnis, kesuksesan Sony beberapa tahun terakhir didukung oleh konsol gim PlayStation yang makin laris manis di pasaran.
Bukan cuma itu, sektor produksi sensor gambar untuk kamera dan smartphone juga membuat Sony jadi pemain utama di pasar tersebut.
Baca Juga: JPMorgan taksir kerugian bank global akibat kejatuhan Archegos capai Rp 145 triliun
Dikutip dari Kyodo, Sony mendapatkan sekitar sepertiga dari keuntungan operasinya dari segmen gim dalam sembilan bulan pertama tahun bisnis yang dimulai pada April tahun lalu. Sementara segmen elektronik hanya menyumbang sekitar 16% saja.
Masih dari sektor hiburan, animasi Jepang atau anime adalah area lain yang mulai menjadi fokus Sony. Anak perusahaannya, Aniplex Inc., menjadi co-distributor film blockbuster adaptasi komik atawa manga Demon Slayer.
Tahun lalu, Sony juga merangkul Sony Financial Holdings Inc. menjadi miliknya menjelang perombakan struktural. Sony Financial Holdings Inc. merupakan unit keuangan yang sangat menguntungkan.
Sony Group diperkirakan akan meraih laba bersih 1,09 triliun yen pada tahun bisnis yang berakhir pekan depan. Jika berhasil, ini merupakan pertama kalinya bagi Sony melampaui angka 1 triliun yen.
Sony sempat mengalami kerugian besar pada tahun-tahun awal setelah runtuhnya bank investasi AS Lehman Brothers yang menyebabkan krisis keuangan global pada 2008 silam.
Sebagai bagian dari restrukturisasi, perusahaan tersebut menjual bisnis komputer pribadi merek Vaio pada 2014 dan bisnis baterai lithium ion di 2017.