Sumber: Bloomberg | Editor: Syamsul Azhar
TOKYO. Paket stimulus pemerintah Jepang yang digulirkan oleh Perdana Menteri Yukio Hatoyama sebesar JPY 7,2 triliun atau US$ 81 juta akan membantu negeri sakura ini untuk menghindari krisis lain pada tahun depan.
Kucuran stimulus pemerintah ini bertepatan dengan pengumuman pemerintah mengenai pertumbuhan ekonomi triwulan III yang menunjukkan lebih lemah ketimbang perkiraan semula. Termasuk subsidi kepada pekerja, penjaminan kredit maupun pemberian insentif bagi pembelian produk hemat energi.
Hatoyama memberikan stimulus untuk pertama kali, sejak berkuasa September lalu. Terutama setelah nilai tukar yen yang terus menguat dan paling tinggi sejak 14 tahun terakhir sehingga mengancam pemulihan ekspor Jepang.
Kepala ekonom Shinkin Asset Management Co. Horoshi Miyazaki menilai, stimulus pemerintah ini bisa mempertahankan perekonomian Jepang, hingga nantinya permintaan di luar negeri khususnya konsumsi rumah tangga kembali mengalami rebound.
"Untuk jangka pendek, ini akan membantu mencegah terjadinya krisis yang kedua kali," tambah Miyazaki.
Namun dia menganggap nilai dana yang dikucurkan untuk stimulus tersebut tidak akan mampu untuk melawan deflasi di Jepang, "Dan ini tidak memberikan manfaat apa pun untuk menghadapi pelemahan yen," tambahnya.