Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
Tak mau ketinggalan, Federal Reserve AS juga menjanjikan fasilitas likuiditas untuk reksadana pasar uang, sementara Bank of Japan melakukan dua pembelian obligasi yang tidak terjadwal berjumlah ¥ 1,3 triliun.
Tetapi langkah-langkah stimulus besar-besaran bank sentral di seluruh dunia tidak menghasilkan efek yang positif bagi pasar modal. "Kami berada dalam fase ini di mana investor hanya ingin melikuidasi posisi mereka," kata Prashant Newnaha, ahli strategi tingkat bunga senior di TD Securities di Singapura.
Bahkan kalau Daniel Cuthbertson, Direktur Pelaksana Value Point Asset Management di Sydney seperti dikutip Reuters menyebut, sampai ini masih dalam kontraksi global sehingga pasar bergerak tanpa arah.
Baca Juga: Morgan Stanley prediksi dunia masuki resesi pada semester I 2020
Ekonom JP Morgan bahkan meramalkan ekonomi AS menyusut 14% pada kuartal berikutnya, dan ekonomi Cina turun lebih dari 40% pada basis tahunan di saat ini. "Tidak ada lagi keraguan ekspansi global panjang akan berakhir pada kuartal ini," kata mereka dalam sebuah catatan. Masalah saat ini adalah mengukur kedalaman dan durasi resesi 2020.