Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adidas berencana untuk menjual jutaan pasang sepatu Yeezy setelah berakhirnya kerja sama dengan rapper Kanye West. Chief Executive Officer (CEO) Adidas Bjørn Gulden mengatakan, hasil penjualan ini rencananya akan disumbangkan untuk amal.
Merek pakaian olahraga asal Jerman ini mengakhiri kerja sama dengan Kanye tahun lalu. Komentar-komentar antisemitisme dari Kanye West membuat perusahaan ini menghadapi dilema tentang apa yang harus dilakukan dengan produk Yeezy senilai US$ 1,2 miliar yang menumpuk di gudang.
YahooFinance melaporkan bahwa Bjørn Gulden dalam pertemuan pemegang saham tahunan Adidas mengaku sempat terpikir untuk membakar semua barang tersebut. Tetapi opsi tersebut bukanlah solusinya. Sebagai gantinya, Adidas akan menjual sisa produk Yeezy dan menyumbangkan hasilnya untuk amal.
"Apa yang kami coba lakukan sekarang dari waktu ke waktu adalah menjual sebagian dari inventaris ini dan menyumbangkan uang kepada organisasi yang membantu kami dan yang juga terluka oleh pernyataan Kanye," kata Gulden.
Baca Juga: Perusahaan China Kuasai Sponsor Piala Dunia 2022 Qatar
Gulden tidak merinci organisasi mana saja yang akan mendapatkan donasi. Namun dengan melepas produk Yeezy, Adidas akan menutup buku tentang hubungan bisnis yang pernah menguntungkan dengan Kanye West, yang secara hukum mengubah namanya menjadi Ye.
Kolaborasi Adidas dengan pria asal Chicago ini secara resmi dimulai pada tahun 2016. Saat itu, Adidas menyebut kesepakatan ini sebagai kemitraan paling signifikan yang pernah dibuat perusahaan merek atletik dengan menggandeng pihak non-atlet.
Namun, hubungan tersebut hancur pada Oktober lalu setelah perusahaan asal Jerman ini memutuskan hubungan dengan sang rapper karena pernyataan antisemit yang dia lontarkan di media sosial.
Keputusan Adidas untuk memutuskan hubungan tersebut muncul setelah berminggu-minggu tekanan dari para selebriti dan pihak-pihak lain di dunia maya yang mendesak perusahaan untuk bertindak. Permintaan sepatu Yeezy di kalangan sneakerhead pun sempat meroket segera setelah Adidas membuat pengumuman tersebut.
Baca Juga: Cerita Pengusaha, Relokasi Pabrik Demi Mengejar Kompetisi di Pasar Global
Produk Yeezy menyumbang sekitar 10% dari pendapatan tahunan Adidas di 2022. Dalam mengakhiri kemitraan ini, Adidas memperkirakan akan kerugian sebesar US$ 246 juta pada tahun pertama saja.
Adidas memperkirakan akan kehilangan US$ 1,3 miliar lagi dalam penjualan tahun ini karena pakaian dan sepatu Yeezy tidak akan diproduksi lagi. Tidak adanya pakaian Yeezy juga akan mengurangi laba operasional sebesar US$ 534 juta, dengan perusahaan diproyeksikan akan mencapai titik impas tahun ini.
Namun, para analis mengatakan kehilangan produk Yeezy tidak akan membuat perusahaan bangkrut. Para analis mencatat produk Yeezy hanya merupakan sebagian kecil dari sekitar 300 juta pasang sepatu yang dijual oleh raksasa pakaian olahraga ini setiap tahunnya.
Baca Juga: Nike Kalahkan Adidas Dalam Pertarungan Piala Dunia 2022
"Secara garis besar, kami percaya Adidas tetap menjadi salah satu merek atletik global dengan posisi yang lebih baik yang mampu mengambil manfaat dari tren atletik dan olahraga global yang kuat bersama dengan upaya yang lebih baik untuk mengatasi tren konsumen utama dan mendorong profitabilitas jangka panjang yang lebih baik," Jonathan Komp, analis riset senior di Baird.
Para investor bulan lalu telah mengajukan gugatan class action terhadap Adidas. Mereka menuduh para eksekutif mengetahui tentang perilaku bermasalah Ye selama bertahun-tahun dan mengulur-ulur waktu untuk mengakhiri kemitraan.
Dalam bagian risiko personalia pada laporan tahunan Adidas di 2018, perusahaan mengaku komitmennya untuk memiliki tempat kerja yang adil. Tetapi Adidas justru gagal membahas bagaimana mereka secara rutin mengabaikan perilaku ekstrem dari Kanye West.
Menurut gugatan yang mewakili orang-orang yang membeli saham Adidas periode Mei 2018 dan Februari 2023, Ye tidak disebutkan sebagai tergugat dalam kasus ini.