kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.464.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.269   -64,00   -0,42%
  • IDX 7.563   -78,87   -1,03%
  • KOMPAS100 1.175   -15,83   -1,33%
  • LQ45 939   -14,66   -1,54%
  • ISSI 228   -2,45   -1,06%
  • IDX30 484   -6,54   -1,33%
  • IDXHIDIV20 581   -8,51   -1,44%
  • IDX80 134   -1,93   -1,43%
  • IDXV30 142   -0,88   -0,62%
  • IDXQ30 162   -2,28   -1,40%

Strategi Hukum Donald Trump Terbukti Efektif Menjelang Pemilu


Rabu, 02 Oktober 2024 / 20:39 WIB
Strategi Hukum Donald Trump Terbukti Efektif Menjelang Pemilu
ILUSTRASI. Donald Trump terus meraih kemenangan dalam arena politik dan hukum . REUTERS/Gaelen Morse 


Sumber: The Guardian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun menghadapi berbagai dakwaan dan tuduhan pidana yang serius, Donald Trump terus meraih kemenangan dalam arena politik dan hukum dengan strategi yang berhasil menghindari dampak signifikan terhadap kampanyenya untuk pemilihan presiden 2024.

Mantan presiden AS ini, yang mengklaim dirinya sedang berjuang melawan sistem peradilan yang dipersenjatai untuk mencegahnya kembali ke Gedung Putih, memanfaatkan taktik penundaan yang membuatnya tetap dapat berkampanye secara efektif.

Serangkaian Kasus Hukum yang Menggantung

Trump menghadapi berbagai tuntutan hukum, mulai dari kasus hush money di Manhattan hingga tuduhan penggangguan pemilu di Georgia, serta tuduhan upaya membalikkan hasil pemilu 2020 di pengadilan federal Washington DC.

Baca Juga: Highlights Debat Calon Wapres AS antara Tim Walz dan JD Vance, Soroti Isu Ekonomi

Namun, pengacaranya telah berhasil menunda sebagian besar proses tersebut, memungkinkan Trump untuk terus fokus pada kampanyenya tanpa harus berhadapan langsung dengan dampak hukum yang signifikan.

Dalam kasus hush money di Manhattan, Trump dinyatakan bersalah atas 34 dakwaan, yang berpotensi membuatnya menjalani hukuman penjara hingga empat tahun. Namun, Hakim Juan Merchan menunda putusan hukuman hingga 26 November, dengan alasan untuk menghindari pengaruh terhadap pemilihan presiden.

Selain itu, kasus penggangguan pemilu di Georgia juga ditunda, sementara kasus dokumen rahasia di Florida sedang diajukan untuk dipulihkan setelah dibatalkan pada Juli lalu.

Taktik "Delay, Delay, Delay"

Salah satu strategi utama tim pengacara Trump adalah taktik penundaan, di mana mereka mengajukan berbagai banding dan litigasi untuk memperpanjang proses hukum. Neama Rahmani, seorang pengacara dan mantan jaksa federal, menyatakan bahwa tim hukum Trump telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam menggunakan taktik penundaan ini.

"Penundaan adalah pertahanan terbaiknya," kata Rahmani, menambahkan bahwa kemungkinan besar Trump tidak akan menghadapi konsekuensi yang berarti dalam waktu dekat, terutama jika dia menang dalam pemilu atau jika saingannya, Kamala Harris, memenangkan kursi presiden.

Baca Juga: Tim Walz dan JD Vance Berdebat dengan Nada Lebih Tenang di Tengah Kampanye yang Panas

Ron Kuby, seorang pengacara pembela veteran, juga menyebutkan bahwa meskipun Trump akhirnya dinyatakan bersalah dalam kasus hush money, penundaan hukuman dan proses banding telah memungkinkan Trump untuk tetap bebas dari hukuman penjara selama masa banding. Menurutnya, penundaan seperti ini adalah taktik umum yang digunakan oleh pengacara pembela untuk melindungi klien mereka dari dampak langsung.

Implikasi Politik: Pengalihan Fokus ke Harris

Dalam ranah politik, Trump telah berhasil mengalihkan perhatian publik dari masalah hukumnya dengan mengkritik kebijakan Kamala Harris, yang merupakan kandidat wakil presiden dari Partai Demokrat. Trump dengan cerdik menggunakan isu-isu seperti keamanan perbatasan AS untuk menyalahkan Harris, sehingga mengurangi fokus pada kasus-kasus hukum yang dihadapinya.

Strategi ini dinilai efektif oleh para ahli politik. Hank Sheinkopf, seorang ahli strategi Demokrat, menyebutkan bahwa Trump berupaya membuat Harris tampak bertanggung jawab atas berbagai masalah nasional, sementara dirinya berusaha untuk tidak dianggap bersalah atas tuduhan pidana yang dihadapinya.

Di sisi lain, strategis Partai Republik TW Arrighi menilai bahwa opini publik tentang Trump dan masalah hukumnya telah "membeku". Menurutnya, para pemilih di negara-negara bagian kunci mungkin tidak menyukai kepribadian Trump, tetapi mereka lebih khawatir dengan kebijakan sayap kiri yang diasosiasikan dengan Harris.

Baca Juga: Tim Walz Vs JD Vance, Debat Calon Wakil Presiden AS yang Sangat Dinanti

Pengaruh pada Pemilih dan Pemilu 2024

Seiring dengan mendekatnya hari pemilihan, kasus-kasus hukum yang menjerat Trump mungkin tidak akan memiliki dampak yang signifikan pada para pemilih swing. Para pemilih ini cenderung sudah memiliki pandangan yang kuat tentang Trump, baik yang mendukung maupun menentangnya.

Bagi sebagian besar pemilih, masalah hukum Trump dilihat sebagai tindakan politis yang berlebihan, sementara bagi yang lainnya, masalah-masalah ini sudah menjadi bagian dari citra Trump yang kontroversial.

Kesuksesan Trump dalam menunda konsekuensi hukum dan tetap aktif berkampanye menempatkannya dalam posisi yang unik menjelang pemilu 2024. Meskipun menghadapi ancaman hukum yang serius, penundaan strategis yang diterapkan oleh tim pengacaranya telah memungkinkan Trump untuk terus berfokus pada politik dan berusaha memenangkan kembali Gedung Putih.

Dengan demikian, terlepas dari berbagai dakwaan yang dia hadapi, strategi hukum dan politik Trump terbukti efektif dalam mempertahankan momentum kampanyenya, membuat pemilu 2024 tetap menjadi medan pertarungan yang ketat dan penuh ketidakpastian.

Selanjutnya: KLHK Raih Penghargaan Peringkat Pertama Green Eurasia 2024 Atas Perubahan Iklim

Menarik Dibaca: 8 Fitur Kamera iPhone yang Unik dan Tidak Ditemukan di Android




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×