Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Strategy, perusahaan intelijen bisnis yang didirikan Michael Saylor, kembali menambah simpanan Bitcoinnya.
Melansir laman Cointelegraph Selasa (16/9/2025), perusahaan ini membeli 525 BTC senilai sekitar US$60 juta dengan harga rata-rata US$114.562 per koin.
Baca Juga: Operasi Anti-Scam di Thailand: 3 Juta Rekening Dibekukan, Warga Mulai Lirik Bitcoin?
Dengan tambahan itu, total kepemilikan Strategy kini mencapai 638.985 BTC, bernilai lebih dari US$73 miliar.
Strategi akumulasi Bitcoin ini pertama kali diluncurkan pada Agustus 2020 dengan investasi awal US$250 juta.
Sejak itu, Strategy rutin mengumumkan pembelian besar, termasuk transaksi senilai US$450 juta pada akhir Agustus hingga awal September 2025.
Langkah Saylor menjadikan Strategy sebagai salah satu pionir perusahaan yang menjadikan Bitcoin sebagai aset treasury sekaligus lindung nilai terhadap inflasi.
Tren ini kemudian diikuti sejumlah perusahaan lain yang mulai mengalokasikan dana pada aset kripto seperti Bitcoin, Ether, Solana, hingga Dogecoin.
Baca Juga: Bitcoin Terkoreksi ke US$115.000, Trader: Saatnya Waspada Jelang Keputusan The Fed
Selain melalui kepemilikan langsung BTC, eksposur ke aset kripto juga dilakukan investor institusi lewat saham Strategy (MSTR).
Data 2024 menunjukkan dana pensiun di sembilan negara bagian AS, termasuk Arizona, California, dan Texas, tercatat memegang saham MSTR.
Dukungan regulasi juga makin terbuka. Perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump pada Agustus lalu memberi lampu hijau bagi rencana memasukkan aset kripto ke dalam portofolio 401(k) atau dana pensiun karyawan.
Tak hanya menyimpan BTC, Strategy juga meluncurkan produk turunan seperti saham preferen STRF dan STRK yang terikat harga Bitcoin, serta ETF dengan leverage berbasis kepemilikan BTC.
Baca Juga: Bitcoin Terpengaruh September Effect, Ini proyeksinya hingga akhir 2025
Sepanjang setahun terakhir, harga saham MSTR sudah melonjak lebih dari 140% dan diperdagangkan di level US$324,05.