Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
"Satu-satunya pendekatan yang dapat mencegah kegagalan sistem kesehatan dalam beberapa bulan mendatang kemungkinan adalah langkah-langkah jarak sosial intensif yang saat ini sedang dilaksanakan di banyak negara yang paling terkena dampak," kata studi tersebut.
“Intervensi ini mungkin perlu dipertahankan pada tingkat tertentu bersamaan dengan tingkat pengawasan yang tinggi dan isolasi kasus yang cepat,” lanjutnya.
Baca Juga: Sepakat bahas minyak dengan Putin, Trump: Arab Saudi dan Rusia sama-sama gila
Proyeksi Imperial College menunjukkan bahwa negara-negara berpenghasilan tinggi akan melihat lebih banyak pengurangan kematian dan beban pada sistem kesehatan, jika mereka mengadopsi langkah-langkah jarak sosial yang lebih ketat.
Para peneliti berpendapat bahwa demografi yang lebih tua dan sumber daya perawatan kesehatan yang lebih baik di negara-negara kaya berkontribusi terhadap perbedaan dampak ini.
Pada hari Minggu, Presiden China Xi Jinping mengunjungi provinsi Zhejiang dan meminta pekerja untuk melanjutkan produksi tetapi juga mengingatkan mereka untuk menjaga kesehatan pribadi.
Baca Juga: Waduh, lukisan Van Gogh dicuri dari museum Belanda saat ditutup karena wabah corona
Sementar Presiden AS, Donald Trump meninggalkan target untuk kembali normal pada hari Paskah dengan memperluas pedoman jarak sosial sampai akhir April.
"Tidak ada yang lebih buruk daripada menyatakan kemenangan sebelum kemenangan dimenangkan," katanya.