Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
Melansir Reuters, ilmuawan di Universitas Glasgow dalam analisis mereka yang terbit dalam jurnal Virus Evolution mengatakan, hanya satu jenis virus corona baru yang beredar.
Lebih dari 3,68 juta orang terinfeksi virus corona baru secara global dan 256.000 meninggal, menurut penghitungan Reuters. Infeksi terjadi di lebih dari 210 negara dan wilayah sejak kasus pertama kali teridentifikasi di China pada Desember 2019.
Temuan tim UCL, yang diterbitkan dalam jurnal Infection, Genetics and Evolution, mengonfirmasi, virus corona baru muncul pada akhir 2019, kata Balloux, sebelum dengan cepat menyebar ke seluruh dunia.
Tim UCL memeriksa genom lebih dari 7.500 virus dari pasien yang terinfeksi di seluruh dunia. Hasil mereka menambah bukti yang berkembang, SARS-CoV-2 memiliki nenek moyang yang sama sejak akhir 2019, virus melompat dari inang hewan ke manusia.
Baca Juga: Wah, Madonna klaim punya antibodi virus corona
Sebuah studi para ilmuwan Prancis yang rilis awal pekan ini menemukan seorang pria di negeri Menara Eiffel terinfeksi virus corona pada 27 Desember, hampir sebulan sebelum negara itu mengonfirmasi kasus pertamanya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus Prancis itu "tidak mengejutkan" dan mendesak negara-negara untuk menyelidiki kasus mencurigakan awal lainnya.
Balloux mengatakan, ada 198 perubahan genetik kecil atau mutasi yang teridentifikasi oleh penelitiannya. Ini bisa menjadi petunjuk bermanfaat bagi para peneliti yang ingin mengembangkan obat-obatan dan vaksin virus corona.
“Jika kita memfokuskan upaya kita pada bagian-bagian dari virus yang cenderung bermutasi, kita memiliki peluang lebih baik untuk mengembangkan obat yang akan efektif dalam jangka panjang,” ujar Balloux.