Sumber: Jiji Press | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - OSAKA. Sumbangan dengan nilai lebih dari 1 juta yen mengalir ke Tetsuya Yamagami, penembak mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, sebagai bentuk dukungan.
Jiji Press melaporkan bahwa dana besar itu dikirim ke pusat penahanan kota Osaka, di mana Yamagami sedang menjalani pemeriksaan psikiatri untuk menentukan apakah ia bisa mengambil tanggung jawab pidana atas penembakan.
Selain uang tunai, sumbangan berupa pakaian, makanan dan buku komik juga dikirim. Beberapa sumbangan akhirnya dipindahkan ke rumah kerabat Yamagami karena kantor penahanan sudah tidak mampu lagi menampung barang yang jumlahnya sangat banyak.
Baca Juga: Shinzo Abe, Mantan Perdana Menteri Jepang Meninggal Setelah Ditembak
Kepada penyelidik, Yamagami mengatakan bahwa keluarganya hancur karena sebuah kelompok agama bernama Gereja Unifikasi. Ibunya tergabung dalam kelompok tersebut.
Yamagami menilai bahwa Abe memiliki hubungan dengan kelompok tersebut dan melakukan penembakan sebagai bentuk balas dendam.
Beberapa pendukung Yamagami mengklaim bahwa mereka tidak bisa untuk tidak bersimpati kepadanya. Mereka menilai Yamagami adalah korban.
Sebuah petisi daring di situs Change.org yang meminta pengurangan hukuman untuk Yamagami hingga saat ini sudah ditandatangani oleh lebih dari 7.900 orang.
Para ahli mengingatkan bahwa tindakan Yamagami yang telah menewaskan Abe dan masalah keluarganya dengan Gereja Unifikasi harus diselesaikan secara terpisah.
Baca Juga: Meski Ditentang, Jepang Siapkan Dana Rp 27,08 Miliar untuk Pemakanan Shinzo Abe
Sederet bantuan yang datang dikhawatirkan justru dapat membenarkan kejadian serupa di kemudian hari.
Yasuyuki Deguchi, profesor psikologi kriminal di Tokyo Future University, mengatakan bahwa sebaiknya dukungan kepada tersangka dapat dialihkan dengan memberi simpati ke keluarganya, sehingga tidak muncul kesan adanya dukungan terhadap kejahatan.
"Simpati untuk tersangka dan kejahatan dari insiden itu tidak boleh dicampur. Ini seharusnya tidak mengarah pada pembenaran untuk melakukan kejahatan," ungkap Deguchi.